BagusNews.com –
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengungkapkan bahwa suhu panas di DKI Jakarta dan Semarang, Jawa Tengah, telah mencapai rekor tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Informasi ini terungkap dalam Laporan Analisis Klimatologis 30 Tahun, yang mencakup periode dari tahun 1991 hingga 2021.
Menurut laporan yang dibagikan oleh BMKG di Instagram pada hari Rabu (4/10), rata-rata suhu maksimum tertinggi terjadi pada Bulan September-Oktober di Kota Jakarta dan Semarang, yakni mencapai 31,4 derajat Celsius.
Selain itu, BMKG juga menyoroti rata-rata tingkat kelembaban udara yang paling rendah dan jumlah hari hujan terendah di kedua wilayah tersebut, yaitu terjadi pada Agustus-September dengan tingkat kelembaban sekitar 64-65 persen, dan jumlah hari hujan berkisar antara empat sampai tujuh hari.
Penyebab utama dari suhu udara panas di beberapa bagian Indonesia adalah adanya sinar matahari yang mencapai Bumi dalam intensitas maksimal. “Musim kemarau dengan cuaca cerah yang mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia mengakibatkan sinar matahari mencapai permukaan Bumi dengan tingkat intensitas maksimal,” demikian penjelasan dari BMKG.
Selain itu, faktor lain yang berdampak adalah posisi semu Matahari yang masih bergerak ke selatan ekuator, sehingga mengakibatkan sinar matahari lebih intensif dibandingkan dengan wilayah lainnya.
BMKG memperkirakan bahwa suhu udara di Kota Semarang dan sekitarnya kemungkinan akan mencapai rata-rata 37-38 derajat Celsius, dan kondisi ini diperkirakan akan berlangsung sepanjang bulan Oktober 2023.
Iss Widya Harmoko, Koordinator Bidang dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Tengah, menjelaskan bahwa suhu panas ini dipengaruhi oleh gerakan semu Matahari. Fenomena ini adalah bagian dari siklus tahunan yang terjadi secara rutin, dan dari segi klimatologis, suhu akan cenderung meningkat. “Matahari saat ini bergerak menuju selatan. Pada awal Oktober nanti, Matahari akan mencapai titik puncaknya di atas Pulau Jawa,” kata Issa, yang mengutip sumber dari Antara.
Dia juga menyatakan bahwa puncak suhu udara yang tinggi diperkirakan akan berlangsung sekitar pertengahan hingga akhir Oktober, dan suhu akan kembali menurun mulai bulan November mendatang. Selain itu, faktor-faktor seperti kecepatan angin, jumlah awan, dan tingkat kelembapan udara juga memengaruhi kondisi suhu panas di suatu wilayah.