BagusNews.com –
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia baru saja mengungkapkan hasil temuan menarik tentang bantuan sosial (bansos) dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Mereka menemukan bahwa bansos tidak begitu berpengaruh dalam memengaruhi pilihan pasangan calon (paslon) nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas dari responden yang menerima bansos, baik yang masih menerima, sudah tidak menerima, atau sama sekali tidak pernah menerima, cenderung memilih paslon Prabowo-Gibran. Misalnya, sekitar 59,7% dari mereka yang pernah menerima bansos memilih paslon tersebut.
Meskipun begitu, sebagian responden yang pernah menerima bansos juga memilih paslon lain. Sebanyak 23,0% memilih paslon nomor urut 01, Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, dan 17,3% memilih paslon nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Hasilnya tidak berbeda jauh ketika dilihat dari responden yang tidak pernah menerima bansos. Mayoritas dari mereka masih memilih Prabowo-Gibran, dengan persentase sekitar 56,9%.
Jadi, meskipun bansos diterima atau tidak, mayoritas tetap memilih paslon Prabowo-Gibran. Ini menunjukkan bahwa bansos tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam pemilihan presiden.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Prof Burhanuddin Muhtadi, menyatakan bahwa hasil survei ini menunjukkan bahwa bansos tidak memberikan pengaruh besar dalam perubahan pilihan masyarakat. Meskipun ada sedikit perbedaan, namun mayoritas masih memilih Prabowo, baik yang menerima bansos maupun tidak.
Burhanuddin menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek bansos dalam pemilihan presiden. Mungkin saja kepuasan terhadap Presiden Jokowi yang membuat suara untuk Prabowo-Gibran tinggi.
Hasil survei exit poll menunjukkan bahwa paslon nomor urut 02, Prabowo-Gibran, mendapatkan suara mayoritas, diikuti oleh paslon nomor urut 01, Anies-Muhaimin, dan paslon nomor urut 03, Ganjar-Mahfud.
Survei ini dilakukan dengan menggunakan metode Stratified Two-Stage Random Sampling, dengan total responden sebanyak 2.975 orang. Toleransi kesalahan diperkirakan sekitar +/- 1,8% pada tingkat kepercayaan 95%.