BagusNews.com –
Pergeseran kerja malam dapat mengganggu kesehatan mental seseorang. Hal ini terjadi karena tubuh dipaksa untuk melawan siklus tidur alami yang biasanya dilakukan. Menurut American Psychological Association, ini menjadi masalah karena orang harus melawan jam sirkadian alami mereka setiap hari, yang membuat mereka rentan terhadap gangguan kesehatan mental dan masalah lainnya.
Banyak pekerja malam mengalami kelelahan kronis, yang dapat membuat mereka mudah tersinggung dan bahkan depresi. Namun, pemahaman akan risiko tersebut dapat membantu pekerja mengembangkan strategi untuk mengatasinya. Kebutuhan akan pekerjaan malam tetap ada di berbagai industri, termasuk industri kesehatan.
Dengan mempelajari cara bekerja di shift malam dan menjaga kesehatan, para pekerja tidak hanya dapat melindungi kesehatan fisik mereka, tetapi juga kesehatan psikologis. Berikut adalah beberapa konsekuensi psikologis yang perlu diketahui oleh pekerja malam:
- Gangguan tidur malam Dampak terbesar dari bekerja di shift malam terjadi pada waktu tidur, yang mempengaruhi kualitas dan durasinya. Dampak ini tergantung pada lamanya shift malam, frekuensinya, waktu istirahat di antara shift, serta karakteristik dan perilaku pekerja. Pekerja shift malam rata-rata mengalami kurang tidur selama dua hingga empat jam sebelum waktunya. Selain itu, mereka mengalami tidur yang kurang nyenyak dengan gerakan mata cepat tahap dua yang lebih buruk.
- Risiko depresi yang meningkat Pekerja shift malam yang tidak selaras dengan ritme biologis mereka mengalami jetlag sosial, yang dapat menyebabkan disfungsi kimiawi di otak dan memicu gejala depresi. Kekurangan vitamin D juga dapat terkait dengan depresi, karena mereka yang bekerja di malam hari jarang terkena sinar matahari yang cukup.
- Peningkatan risiko cedera di tempat kerja Cedera di tempat kerja merupakan salah satu konsekuensi psikologis dari bekerja shift malam. Bekerja di malam hari melibatkan melawan kecenderungan alami tubuh untuk beristirahat, yang meliputi kesadaran dan gerakan. Risiko cedera lebih tinggi pada malam hari karena kelelahan akibat gangguan tidur atau jam kerja yang panjang, serta kurangnya pemantauan dan bantuan dari rekan kerja.
- Kerusakan kemampuan kognitif Efek psikologis dari bekerja shift malam meliputi penurunan daya ingat dan kecepatan pemrosesan mental yang lebih lambat. Kognisi mencakup cara manusia melihat, mengingat, berbicara, berpikir, membuat keputusan, dan memecahkan masalah. Kurang tidur dapat berdampak negatif pada efisiensi kognitif karyawan.
- Mudah tersinggung Studi epidemiologis menunjukkan bahwa pekerja shift malam rentan mengalami kegugupan, mudah tersinggung, dan kecemasan akibat tekanan yang mereka hadapi. Hal ini disebabkan oleh gangguan terus-menerus pada ritme sirkadian dan kekurangan tidur yang meningkat.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi bekerja di shift malam:
- Utamakan tidur Hubungan antara tidur dan kesehatan mental sangatlah penting, dan pentingnya istirahat yang cukup tidak boleh diabaikan. Tidur memainkan peran penting dalam pemulihan dan perbaikan tubuh dalam berbagai cara. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tidur kurang dari 7 jam per malam dapat terkait dengan risiko kesehatan tertentu. Membentuk rutinitas tidur yang konsisten dapat membantu tubuh menyesuaikan dengan pola tidur yang tidak konvensional. Hindari konsumsi kafein dalam 6 jam sebelum tidur, dan manfaatkan waktu istirahat untuk tidur siang selama 10 menit guna mengurangi kantuk dan membangkitkan pikiran.
- Jadwalkan waktu dengan keluarga dan teman Jadwal kerja yang tidak biasa dapat membuat Anda tidak selaras dengan keluarga dan teman-teman, sehingga Anda mungkin melewatkan acara sosial dan kehilangan komunikasi sehari-hari dengan mereka. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk membuat rencana yang lebih matang untuk tetap terhubung dengan orang-orang di sekitar Anda, terutama keluarga dan teman dekat. Tetapkan jadwal khusus untuk bertemu mereka, sehingga Anda tetap memiliki waktu untuk interaksi sosial yang penting.
- Lakukan olahraga secara rutin Olahraga memiliki manfaat yang signifikan bagi kesehatan mental. Cukup dengan melakukan olahraga sedang selama 5 hingga 30 menit setiap hari dapat meningkatkan suasana hati dan konsentrasi. Menggantikan 15 menit duduk dengan aktivitas fisik yang intens, seperti berlari, bahkan dapat menurunkan risiko depresi. Selalu usahakan untuk menyisihkan waktu untuk berolahraga dalam rutinitas harian Anda, meskipun Anda bekerja di shift malam.
Demikianlah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang dampak bekerja di shift malam terhadap kesehatan mental seseorang, serta beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut. Penting bagi pekerja shift malam untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kesehatan mental mereka, sehingga mereka dapat tetap sehat dan produktif dalam lingkungan kerja yang tidak konvensional.