BagusNews.com –
Serangan jantung merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia, dan sering disebut sebagai “pembunuh senyap” atau silent killer.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), serangan jantung menjadi penyebab kematian utama di Indonesia dengan persentase 14,38 persen, dan mencapai 16,17 persen dari total kematian di dunia.
Beberapa laporan menyatakan bahwa serangan jantung sering terjadi pada hari Senin. Meskipun pada pandangan awal, hal ini mungkin terlihat sebagai kebetulan, namun penelitian telah menemukan alasan di balik fenomena ini.
Berdasarkan informasi dari laman resmi British Heart Foundation (BHF), sebuah penelitian terbaru yang disajikan dalam konferensi British Cardiovascular Society (BCS) mengungkapkan bahwa serangan jantung yang serius lebih cenderung terjadi pada hari Senin daripada pada hari-hari lain dalam seminggu.
Penelitian tersebut melibatkan dokter dari Belfast Health and Social Care Trust dan Royal College of Surgeons di Irlandia, yang meneliti catatan 10.528 pasien yang dirawat di rumah sakit di seluruh Irlandia, termasuk Republik Irlandia dan Irlandia Utara, antara tahun 2013 dan 2018. Pasien-pasien ini mengalami jenis serangan jantung paling parah, yaitu ST-elevation myocardial infarction (STEMI) atau serangan jantung yang menyebabkan penyumbatan total pada pembuluh darah arteri koroner.
Biasanya, kasus STEMI memerlukan tindakan untuk membuka kembali pembuluh darah koroner yang tersumbat dan mengembalikan aliran darah ke jantung. Tanpa penanganan yang cepat, STEMI dapat berakibat fatal.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah kasus serangan jantung STEMI pada awal minggu, dengan tingkat tertinggi terjadi pada hari Senin, yakni dengan peningkatan sebesar 13 persen.
Meskipun kasus STEMI juga lebih tinggi pada hari Minggu, alasan di balik kecenderungan serangan jantung STEMI pada hari Senin masih belum diketahui secara pasti. Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kecenderungan ini mungkin terkait dengan ritme sirkadian tubuh yang mengatur siklus tidur dan bangun manusia.
Dr. Jack Laffan, seorang ahli jantung, menyatakan bahwa meskipun penyebabnya mungkin berasal dari beberapa faktor, elemen sirkadian tampaknya memiliki peran yang signifikan berdasarkan penelitian sebelumnya.
Meskipun serangan jantung STEMI lebih mungkin terjadi pada hari Senin, bukan berarti risiko terjadinya serangan jantung tersebut rendah pada hari-hari lain dalam seminggu. Para ahli menekankan bahwa serangan jantung adalah kondisi darurat medis yang bisa terjadi kapan saja, dan para dokter perlu mengetahui pola waktu potensial untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Penelitian ini menambah bukti terkait waktu terjadinya serangan jantung yang serius. Namun, kita perlu memahami hari-hari tertentu dalam seminggu yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung,” kata Prof. Sir Nilesh Samani, Direktur Media BHF. “Informasi ini dapat membantu para dokter untuk lebih memahami kondisi berbahaya ini dan potensial menyelamatkan lebih banyak nyawa di masa depan,” tambahnya.