BagusNews.com –
Claire Zulkey, seorang penulis lepas yang berusia 44 tahun dan tinggal di Chicago, Amerika Serikat, memiliki rutinitas pagi yang teratur. Dia mengantar anak-anaknya ke sekolah, menyalakan televisi untuk menikmati acara favoritnya, lalu memulai sesi olahraga.
Setelah selesai berolahraga, Zulkey mandi dan mulai bekerja. Sebaliknya, Meghan Cully, seorang desainer grafis berusia 32 tahun dari Maryland, Amerika Serikat, lebih suka berolahraga sepanjang hari setelah selesaikan aktivitasnya. Cully mengakui dirinya sebagai seseorang yang sulit beraktivitas di pagi hari, sehingga olahraga malam lebih cocok baginya.
Kedua perempuan ini memiliki kebiasaan berolahraga, tetapi pertanyaannya adalah, apakah ada waktu yang lebih optimal daripada yang lain?
Sebuah penelitian kecil yang dilakukan oleh Skidmore College mencoba menjawab pertanyaan tersebut untuk pria dan wanita. Dalam penelitian ini, Profesor Paul J. Arciero, Ph.D., yang merupakan ahli ilmu kesehatan dan fisiologi manusia di Skidmore, memimpin riset ini.
Arciero menjelaskan bahwa para peserta penelitian mengikuti rutinitas olahraga yang sama, tetapi dibagi secara acak menjadi kelompok pagi dan malam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa respons terhadap jenis olahraga berbeda pada waktu yang berbeda untuk pria dan wanita. Bagi wanita yang ingin menurunkan tekanan darah atau lemak perut, olahraga pagi memberikan manfaat terbaik.
Di sisi lain, bagi wanita yang ingin membangun otot bagian atas tubuh, meningkatkan daya tahan fisik, atau memperbaiki suasana hati, olahraga malam lebih disarankan. Namun, untuk pria, temuan ini agak berbeda.
Olahraga malam cenderung menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung, dan mengurangi rasa lelah. Meskipun pria juga membakar lebih banyak lemak dengan olahraga pagi, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami alasan di balik temuan ini.
Arciero menyarankan untuk menyesuaikan jenis latihan dengan waktu yang paling sesuai untuk mencapai hasil optimal. Dia memberikan saran bahwa wanita mungkin lebih baik melakukan latihan kardio di pagi hari dan latihan kekuatan di malam hari.
Namun, faktor kronotipe juga berpengaruh. Menurut Profesor Jennifer J. Heisz, Ph.D., dari McMaster University, waktu terbaik untuk berolahraga sebenarnya tergantung pada kecenderungan alami tidur seseorang, atau disebut kronotipe. Seseorang mungkin lebih cocok sebagai “burung hantu” atau “burung pagi”.
Penting untuk mengutamakan tidur yang cukup, terlepas dari waktu berolahraga yang dipilih. Tidur memberikan waktu yang diperlukan bagi tubuh untuk pulih dan mendapatkan manfaat maksimal dari olahraga.
Jika ingin mengubah waktu berolahraga, Heisz menyarankan bahwa matahari dan olahraga luar dapat membantu mengatur kembali ritme biologis tubuh. Bagi orang dewasa yang lebih suka bangun pagi, berolahraga malam hari bisa membantu tidur lebih lama.
Pengubahan rutinitas olahraga juga dimungkinkan. Jika ingin beralih ke berolahraga pagi, berolahraga di bawah sinar matahari pagi dapat membantu menyesuaikan isyarat biologis tubuh. Bagi mereka yang lebih suka berolahraga malam hari, mengubah olahraga menjadi sesuatu yang lebih ringan seperti yoga bisa membantu meminimalkan gangguan tidur.
Penting untuk mengingat bahwa keberhasilan olahraga tidak hanya bergantung pada waktu berolahraga saja, tetapi juga pada pendekatan multi-moda. Menggabungkan berbagai jenis latihan dalam rutinitas mingguan bisa memberikan manfaat lebih besar.
Dalam kesimpulannya, setiap orang dapat memilih waktu berolahraga yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan tubuh mereka. Yang terpenting adalah memastikan bahwa olahraga dilakukan secara teratur dan disertai dengan tidur yang cukup.