Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa pertumbuhan jumlah kendaraan di Indonesia meningkat pada tahun lalu. Pembelian mobil baru domestik mencapai 1,48 juta unit atau naik 18 persen, sedangkan penjualan motor mencapai 5,2 juta unit atau bertumbuh 3,2 persen. Namun, penjualan mobil listrik masih sangat minim dengan hanya 10.180 unit terjual.
Dalam pidato pembukaan pameran otomotif GJAW 2023 di Jakarta, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk meningkatkan penjualan mobil listrik di Indonesia. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memberikan insentif tahun ini. Insentif tersebut berlaku mulai 20 Maret hingga Desember 2023 dan diberikan untuk mobil listrik, motor listrik baru, motor listrik konversi, serta bus listrik.
Untuk motor listrik, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 7 juta per unitnya. Subsidi ini hanya berlaku untuk motor listrik buatan dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN minimal 40 persen. Kuota subsidi motor listrik tahun ini adalah 200 ribu motor listrik baru dan 50 ribu motor listrik konversi hingga Desember 2023.
Khusus untuk sepeda motor konversi, insentif akan diberikan kepada pelaku UMKM, khususnya penerima KUR (Kredit Usaha Rakyat), BPUM (Bantuan Produktif Usaha Mikro), serta pelanggan listrik 450-900 VA.
Meski begitu, pemerintah belum mengumumkan besaran subsidi mobil listrik. Kemenperin mencatat kuota mobil listrik yang akan disubsidi sebanyak 35.900 unit dan 138 unit untuk bus listrik. Diharapkan dengan adanya insentif ini, penjualan kendaraan listrik di Indonesia dapat meningkat dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian negara.