Pernyataan historic dari Arab Saudi dan Iran mengumumkan pemulihan hubungan diplomatik setelah hampir satu dekade ketegangan, mendapat apresiasi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Republik Rakyat Tiongkok yang berperan sebagai mediator.
Dalam konferensi pers harian pada Jumat kemarin, juru bicara PBB Stephane Dujarric menyampaikan penghargaan atas kesepakatan tripartit antara Arab Saudi, Iran, dan Tiongkok yang dibuat di Beijing. Dalam pernyataan tersebut, kedua negara berjanji untuk membuka kembali kedutaan dan misi diplomatik dalam waktu dua bulan ke depan, serta mengimplementasikan kesepakatan kerja sama keamanan dan ekonomi yang sudah ditandatangani lebih dari 20 tahun lalu.
Dalam hal ini, Dujarric menggambarkan hubungan baik antara kedua negara sebagai hal yang penting untuk stabilitas kawasan Teluk, dan menyatakan bahwa Sekretaris Jenderal siap memajukan lebih lanjut dialog regional dan untuk memastikan perdamaian dan keamanan yang tahan lama di kawasan.
Pernyataan trilateral ini menjadi sebuah momen bersejarah, mengingat Arab Saudi dan Iran telah lama menjadi rival di kawasan tersebut, dengan mendukung kubu berseberangan dalam beberapa zona konflik seperti Yaman, Suriah, Lebanon, dan Irak. Hubungan diplomatik antara kedua negara pun memburuk setelah serangan pengunjuk rasa Iran terhadap misi diplomatik milik Riyadh pada 2016, sebagai respon atas eksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr oleh pihak Saudi.
Namun, dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan akan terjadi perubahan yang positif di kawasan Teluk dan menunjukkan pentingnya diplomasi dan dialog untuk mencapai perdamaian dan keamanan yang tahan lama di kawasan tersebut.