BagusNews.com –
Sejumlah serangan di beberapa perbatasan Rusia dengan Ukraina telah sering terjadi sejak invasi pada Februari 2022 hingga terjadinya perang panjang hingga saat ini.
Beberapa serangan menggunakan drone dan rudal buatan negara NATO telah merugikan Rusia karena merusak infrastruktur, peralatan militer penting, dan juga menimbulkan korban di antara warga setempat.
Pada saat itu, sebagian dari penyerang dan lokasinya telah teridentifikasi, dan militer Moskow langsung mengambil tindakan. Namun, beberapa serangan lainnya tetap tidak terungkap.
Investigasi menunjukkan bahwa militer Ukraina melancarkan serangan dari pangkalan rahasia yang telah dibangun sejak lama. Ternyata, Amerika Serikat telah lama membantu Kiev dalam menahan serangan Rusia. Mengambil pelajaran dari konflik sebelumnya yang berujung pada aneksasi Krimea, AS bersama CIA-nya membangun pangkalan rahasia di wilayah perbatasan.
The New York Times (NYT) melaporkan bahwa setidaknya AS telah mendirikan 12 pangkalan rahasia di Ukraina, bahkan beberapa sudah dibangun delapan tahun yang lalu. Pangkalan-pangkalan ini kebanyakan berbentuk bunker bawah tanah yang sulit terdeteksi oleh pihak Rusia.
Dari dalam bunker-bunker tersebut, militer Kiev mengendalikan mata-mata, mendengarkan komunikasi militer Rusia, merencanakan serangan, dan mengarahkan drone untuk menyerang Rusia.
Menurut artikel tersebut, “CIA dan badan intelijen AS lainnya memberikan informasi intelijen untuk serangan rudal yang ditargetkan, melacak pergerakan pasukan Rusia, dan membantu memelihara jaringan mata-mata.” Ini telah membuat Ukraina menjadi salah satu mitra intelijen terpenting Washington dalam perang melawan Kremlin.
Pada sekitar tahun 2016, CIA mulai melatih “Unit 2245” Ukraina untuk menyita drone dan peralatan komunikasi Rusia agar dapat diretas oleh CIA. Salah satu perwira unit ini adalah Kirill Budanov, kepala Direktorat Intelijen Utama saat ini.
CIA juga membantu melatih generasi baru mata-mata Ukraina yang beroperasi di Rusia, Eropa, Kuba, dan di tempat-tempat lain di mana Rusia memiliki kehadiran besar.
Selama sepuluh tahun terakhir, kerja sama ini telah mengubah Ukraina menjadi pusat pengumpulan intelijen yang mengawasi lebih banyak komunikasi Rusia daripada stasiun CIA di Rusia.
Dilihat dari informasi surat kabar tersebut, keterlibatan AS ini menjadi salah satu faktor yang mendasari keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melancarkan invasi ke Ukraina. Namun, Rusia tidak buta terhadap keberadaan pangkalan-pangkalan tersebut. Intel Kremlin terus memantau mereka, bahkan hal ini menjadi salah satu alasan Rusia menginvasi Ukraina.
Pada akhir tahun 2021, Putin sedang mempertimbangkan untuk melancarkan invasi skala penuh, menurut seorang pejabat senior Eropa.
“Dia bertemu dengan kepala salah satu badan mata-mata utama Rusia, yang memberitahunya bahwa CIA, bersama dengan badan intelijen Inggris MI6, mengendalikan Ukraina dan mengubahnya menjadi basis untuk operasi melawan Moskow,” tulis NYT.