BagusNews.com –
Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2024 menjadi arena pertarungan politik yang semakin kompleks. Salah satu teknik yang kerap digunakan adalah Playing Victim, yaitu upaya untuk menciptakan citra diri sebagai korban dalam rangka mendapatkan simpati dan dukungan publik.
Artikel ini akan mengeksplorasi strategi Playing Victim dalam konteks Pilpres 2024, dengan merujuk pada teori seni perang Sun Tzu serta pandangan analitis dari Friedrich Nietzsche dan Sigmund Freud mengenai daya pengaruh cerita sedih pada manusia.
- Playing Victim dalam Politik: Playing Victim merupakan teknik manipulasi psikologis yang dimanfaatkan dalam politik untuk menciptakan narasi penderitaan dan ketidakadilan. Dalam konteks Pilpres 2024, strategi ini seringkali digunakan sebagai alat untuk menarik simpati publik, menciptakan citra positif bagi kandidat, dan meraih dukungan massa.
- Teori Seni Perang Sun Tzu: Sun Tzu, seorang ahli strategi militer dari Tiongkok kuno, mengajarkan pentingnya memahami kelemahan dan kekuatan lawan. Dalam konteks Pilpres, Playing Victim dapat dianggap sebagai upaya untuk mengeksploitasi kelemahan emosional dan psikologis dari pemilih, sekaligus mengejar keuntungan politik.
- Analisis Friedrich Nietzsche: Nietzsche, seorang filosof Jerman, memandang bahwa manusia cenderung tergerak oleh emosi dan keprihatinan terhadap penderitaan. Dalam konteks Playing Victim, kandidat politik yang mampu menyajikan dirinya sebagai korban dapat memanfaatkan ketidaksenangan manusia terhadap penderitaan untuk membangun hubungan emosional dan memperoleh dukungan.
- Perspektif Sigmund Freud: Sigmund Freud, bapak psikoanalisis, berpendapat bahwa manusia memiliki naluri untuk mencari perlindungan dan dukungan di dalam kelompok sosial. Dengan memainkan peran korban, kandidat politik mencoba memanfaatkan naluri ini dan membangun ikatan emosional dengan pemilih, sehingga menciptakan dukungan yang lebih kuat.
- Dampak dan Tantangan: Meskipun strategi Playing Victim dapat membawa keuntungan politik, terdapat juga risiko terkait dengan ketidakjujuran dan manipulasi informasi. Pemilih diharapkan lebih kritis dalam menganalisis narasi yang disajikan oleh kandidat politik, mempertimbangkan fakta sejati dan bukan hanya tergantung pada emosi.
Strategi Playing Victim dalam politik Pilpres 2024 dapat dilihat sebagai seni perang modern yang menggabungkan unsur psikologis dan emosional.
Dengan merujuk pada teori seni perang Sun Tzu, serta pandangan Nietzsche dan Freud, kita dapat lebih memahami kompleksitas dan dampak dari teknik ini dalam dinamika politik kontemporer.
Dalam menghadapi Pilpres, penting bagi pemilih untuk melihat melampaui narasi emosional dan mengambil keputusan yang rasional berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu politik yang sebenarnya.