BagusNews.com –
Konflik antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, masih berlangsung hingga saat ini. Perang yang dimulai dengan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 tersebut telah menewaskan ribuan orang, baik warga sipil maupun militer.
Media sosial, yang menjadi arena penyebaran informasi tentang perang, juga tidak netral dalam menyikapi konflik ini. Beberapa platform media sosial, seperti Meta, TikTok, dan X, bahkan terang-terangan atau implisit menyampaikan posisinya untuk mendukung salah satu kubu yang berkonflik.
Meta mengutuk Hamas
Meta, induk perusahaan Facebook, Instagram, dan WhatsApp, mengutuk serangan Hamas ke Israel. Namun, Meta tidak mengutuk serangan Israel ke warga sipil Gaza dan rumah sakit mereka.
Pemilik X nge-troll
Elon Musk, pemilik platform media sosial X (sebelumnya Twitter), malah berbagi konspirasi dan mengobrol dengan para promotor QAnon. Di saat yang sama, tim Trust and Safety X berupaya menghapus informasi palsu terkait perang Israel-Hamas.
TikTok kecam Hamas, tak kutuk Israel
TikTok, platform media sosial asal China, mengungkap perlunya menentang segala bentuk terorisme sambil mengungkit soal “serangan brutal” ke Israel. TikTok juga menyoroti korban-korban yang berjatuhan di Gaza.
Analisis
Sikap media sosial dalam menyikapi konflik Israel-Hamas ini menunjukkan bahwa mereka tidak sepenuhnya netral. Hal ini dapat berdampak pada penyebaran informasi yang bias dan menyesatkan di media sosial.
Rekomendasi
Media sosial perlu lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi tentang konflik Israel-Hamas. Mereka harus memastikan bahwa informasi yang mereka bagikan adalah akurat dan tidak bias. Selain itu, media sosial juga perlu meningkatkan upaya untuk menghapus informasi palsu dan menyesatkan.
Tindakan yang dapat dilakukan media sosial untuk meningkatkan netralitas dalam menyikapi konflik Israel-Hamas:
- Melakukan fact-checking terhadap informasi yang beredar di platform mereka.
- Menerapkan kebijakan yang melarang penyebaran informasi palsu dan menyesatkan.
- Memberikan ruang bagi berbagai perspektif untuk didengar, termasuk perspektif dari pihak-pihak yang berkonflik.
Penutup
Konflik Israel-Hamas adalah konflik yang kompleks dan sensitif. Media sosial memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi tentang konflik ini. Namun, media sosial juga perlu memastikan bahwa informasi yang mereka bagikan adalah akurat dan tidak bias.