BagusNews.com –
Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, mengemukakan pandangan terkait teori ekonomi trickle down atau efek penetesan ke dalam ekonomi. Ia mencatat pandangan beberapa tokoh internasional yang meragukan keberhasilan sistem ekonomi ini.
Trickle down economics adalah konsep yang meyakini bahwa ketika orang kaya mendapatkan pendapatan yang besar, keuntungan tersebut akan merembes ke lapisan masyarakat lainnya.
Prabowo menjelaskan, “Hilary Clinton, seorang senator Amerika Serikat, berpendapat bahwa saatnya kita mengubur konsep ‘trickle down economics’ secara mendalam. Selanjutnya, mantan pemimpin IMF, Cristine Lagarde, menyatakan bahwa ‘trickle down economics’ hanya memperbesar kesenjangan pendapatan dan menciptakan ketidakadilan di seluruh negara.”
“Bahkan Presiden Amerika, Joe Biden, menyampaikan bahwa, ‘Ini adalah kebenaran yang sangat sederhana. Ekonomi menetes ke bawah tidak pernah berhasil,’ ” tambahnya.
Prabowo juga membahas pandangan ekonomi yang mendorong manusia menjadi tamak demi kekayaan, yang dikenal sebagai kapitalisme neoliberal.
“Ia mengatakan, “Pemikiran-pemikiran semacam itu memiliki filosofi, yaitu kapitalisme neoliberal, yang mengajarkan bahwa keserakahan adalah sesuatu yang baik dan yang terpenting adalah pertumbuhan ekonomi, serta kekayaan 1%. Hal ini merupakan inti dari ‘trickle down economics’.”
“Sehingga bagi mereka yang kurang beruntung, mereka diharapkan hanya menunggu kebijakan yang akan memihak kepada mereka, tanpa mempertimbangkan bahwa dampaknya mungkin akan datang terlalu lambat,” lanjutnya.
Prabowo menegaskan pentingnya Indonesia untuk meninggalkan pandangan semacam ini. Ia berharap bahwa ekonomi Indonesia di masa depan akan lebih berfokus pada kesejahteraan rakyat.
“Kita harus memberdayakan mereka yang lemah, dan kita harus mewujudkan persatuan nasional. Tidak boleh ada pemikiran egois yang mengutamakan daerah masing-masing. Prinsip ‘satu untuk semua, semua untuk satu’ harus menjadi panduan kita,” tegas Prabowo.
“Ini berarti bahwa Ekonomi Pancasila harus mencerminkan esensi sosialisme, di mana negara memiliki tanggung jawab untuk merawat mereka yang kurang beruntung,” pungkasnya.
Sementara itu, Partai Gerindra telah mengusung kembali Prabowo sebagai calon presiden dalam pemilu presiden 2024. Hingga saat ini, ia telah mendapatkan dukungan dari beberapa partai politik, termasuk PAN, Demokrat, Partai Garuda, Golkar, PBB, Partai Gelora, dan Partai Garuda.