BagusNews.com –
Perang Shiffin adalah perang saudara yang terjadi antara Ali bin Abi Thalib, khalifah keempat, dan Muawiyah I, gubernur Suriah, pada tahun 657 Masehi. Perang ini merupakan bagian dari Fitnah Pertama, periode perang saudara yang terjadi di awal Islam setelah pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan.
Penyebab
Penyebab utama Perang Shiffin adalah pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 656 Masehi. Pembunuhan Utsman yang dilakukan oleh pemberontak Mesir menimbulkan gejolak politik di dunia Islam. Setelah Utsman terbunuh, Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi khalifah baru. Namun, pengangkatan Ali ditentang oleh beberapa pihak, salah satunya adalah Muawiyah I.
Muawiyah menuntut agar Ali menyerahkan para pembunuh Utsman agar diadili. Ali menolak permintaan Muawiyah karena dia belum memiliki bukti yang cukup untuk menangkap para pembunuh tersebut. Muawiyah juga tidak puas dengan jawaban Ali dan menuduh Ali terlibat dalam pembunuhan Utsman.
Kronologi
Perang Shiffin berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 26 hingga 28 Juli 657 Masehi. Kedua belah pihak mengerahkan pasukan yang besar, dengan Ali memimpin sekitar 80.000 pasukan dan Muawiyah memimpin sekitar 120.000 pasukan.
Pertempuran pada hari pertama berlangsung sengit dan tidak menghasilkan pemenang. Pada hari kedua, pasukan Ali berhasil mendesak pasukan Muawiyah. Namun, pada hari ketiga, pasukan Muawiyah berhasil membalikkan keadaan dan mendesak pasukan Ali.
Pada saat pertempuran sedang berlangsung, tiba-tiba pasukan Muawiyah mengangkat mushaf Alquran di ujung tombak mereka. Hal ini membuat pasukan Ali berhenti bertempur karena mereka mengira Muawiyah mengajak berdamai.
Ali kemudian menyetujui perdamaian yang ditawarkan oleh Muawiyah. Kedua belah pihak sepakat untuk membentuk tim arbitrase yang akan memutuskan siapa yang benar dan siapa yang salah dalam kasus pembunuhan Utsman.
Dampak
Perang Shiffin berakhir dengan damai, tetapi dampaknya sangat besar bagi dunia Islam. Perang ini menyebabkan perpecahan umat Islam menjadi dua kelompok: Syiah dan Sunni. Syiah mendukung Ali bin Abi Thalib, sedangkan Sunni mendukung Muawiyah I.
Perang Shiffin juga menyebabkan kemunduran kekhalifahan Islam. Setelah perang ini, kekhalifahan Islam tidak lagi menjadi pusat kekuatan dan persatuan umat Islam.
Selain itu, Perang Shiffin juga melahirkan kelompok Khawarij, yaitu kelompok ekstremis yang keluar dari Islam karena tidak puas dengan keputusan arbitrase. Khawarij menganggap Ali dan Muawiyah sama-sama kafir karena mereka menerima arbitrase manusia, padahal keputusan hanya boleh datang dari Allah SWT.
Perang Shiffin adalah salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Islam. Perang ini memiliki dampak yang besar bagi perkembangan politik dan sosial-keagamaan dunia Islam.