BagusNews.com –
Kita semua tahu tentang berbagai penyakit berbahaya, salah satunya adalah kanker. Ketika sel-sel tumbuh secara tidak terkendali dan menjadi kanker di suatu bagian tubuh, ada risiko bahwa kanker tersebut dapat menyebar dan mengancam nyawa.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kanker, dan salah satunya adalah konsumsi daging. Apakah mengurangi konsumsi daging dapat mengurangi risiko kanker? Mari kita lihat fakta-fakta yang lebih lengkap!
-
Penelitian melibatkan hampir 500.000 partisipan
Seiring dengan peningkatan kesadaran akan kesehatan, pola makan vegetarian dan vegan semakin populer. Beberapa penelitian telah menemukan potensi pola makan ini dalam mengurangi risiko kanker. Namun, penelitian yang mempelajari hubungan antara konsumsi daging dan risiko kanker pada lokasi tertentu masih terbatas.
Pada tanggal 24 Februari 2022, sebuah jurnal bernama BMC Medicine memuat penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Oxford, Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi bagaimana pola makan rendah daging dapat mengurangi risiko kanker, terutama kanker usus besar (kolorektal), kanker payudara pada wanita pasca menopause, dan kanker prostat.
Untuk itu, penelitian ini melibatkan 472.377 partisipan yang tidak menderita kanker. Mereka direkrut antara tahun 2006-2010 melalui platform UK Biobank dan memiliki rentang usia 40-70 tahun. Partisipan ini dibagi menjadi empat kelompok:
- Konsumen daging tinggi (lebih dari 5 kali seminggu): 247.571 (52,4 persen).
- Konsumen daging rendah (kurang dari 5 kali seminggu): 205.385 (43,5 persen).
- Konsumen ikan atau pescatarian: 10.696 (2,3 persen).
- Vegetarian dan vegan: 8.685 (1,8 persen).
- Hasil: Mengurangi konsumsi daging dapat menurunkan risiko kanker
Setelah dipantau selama 11,4 tahun, para peneliti dari Inggris mencatat bahwa 54.691 partisipan terkena kanker. Secara spesifik, 5.882 partisipan terkena kanker kolorektal, 9.501 partisipan terkena kanker prostat, dan 7.537 partisipan terkena kanker payudara pasca menopause.
Dalam membandingkan dengan kelompok konsumen daging, para peneliti memperkirakan risiko kanker pada tiga kelompok lainnya. Mereka menemukan bahwa risiko kanker berkurang pada:
- Kelompok vegetarian dan vegan (14 persen lebih rendah).
- Kelompok pescatarian (10 persen lebih rendah).
- Kelompok konsumen daging rendah (2 persen lebih rendah).
Para peneliti juga mencatat bahwa wanita pasca menopause dalam kelompok vegetarian memiliki risiko kanker payudara 18 persen lebih rendah. Selain itu, laki-laki dalam kelompok pescatarian dan vegetarian memiliki risiko kanker prostat masing-masing 20 dan 31 persen lebih rendah.
Namun, bagaimana dengan kanker kolorektal? Para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi sedikit daging memiliki risiko kanker kolorektal 9 persen lebih rendah. Faktanya, para peneliti menyatakan bahwa hasil ini konsisten dengan berbagai penelitian sebelumnya.
-
Berat badan juga berperan
Para peneliti dari Inggris mencatat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Salah satunya adalah bahwa hasil ini sebenarnya tidak menjelaskan hubungan sebab-akibat antara konsumsi daging dan kanker.
“Belum jelas apakah perbedaan lain pada semua jenis kanker dan kanker prostat menunjukkan hubungan sebab-akibat, atau ada faktor lain yang mempengaruhinya, seperti perbedaan dalam deteksi kanker,” tulis para peneliti.
Salah satu faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah indeks massa tubuh (BMI). Ketika BMI diperhitungkan, pengurangan risiko kanker payudara pada kelompok vegetarian atau vegan menjadi sangat kecil. Namun, semakin tinggi BMI, semakin tinggi pula risiko kanker yang dihadapi.
Para peneliti mencatat bahwa BMI dapat menjadi faktor yang berpengaruh jika perbedaan dalam BMI disebabkan oleh faktor-faktor lain selain pola makan. Kemungkinan besar, mereka yang memiliki risiko kanker yang rendah dalam kelompok vegetarian atau vegan juga aktif dalam berolahraga sehingga mempertahankan BMI yang ideal.
Di sisi lain, para peneliti juga mencatat bahwa kelompok vegetarian dan pescatarian dalam penelitian ini tidak mengonsumsi alkohol dan tidak merokok. Hal ini juga dapat menjadi faktor lain yang berkontribusi pada risiko kanker yang lebih rendah. Namun, karena penelitian ini melibatkan orang dewasa dan lansia, hasilnya kemungkinan akan berbeda pada kelompok usia yang lain.
Kesimpulannya, mengurangi konsumsi daging merah dan meningkatkan konsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, atau ikan dapat membantu mengurangi risiko kanker. Selain itu, menjalani gaya hidup sehat seperti berolahraga secara rutin dan istirahat yang cukup juga dapat menjaga indeks massa tubuh (BMI) yang ideal.
Namun, perlu diingat bahwa mengurangi konsumsi daging bukan berarti tidak mengonsumsi daging sama sekali, karena daging juga mengandung nutrisi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh kita.