BagusNews.com –
Bagi orang yang sedang diet, biasanya mereka makan makanan yang terdiri dari sayuran, buah-buahan, biji-bijian atau kacang-kacangan. Namun, diet karnivora berbeda, dimana pelaku diet ini disarankan untuk mengonsumsi daging, ikan, dan produk hewani lain seperti telur.
Tujuan dari diet ini adalah agar asupan karbohidrat mencapai nol setiap harinya. Diet karnivora ini diklaim bermanfaat untuk menurunkan berat badan, meningkatkan suasana hati, mengelola gula darah, serta mengurangi risiko penyakit kronis yang disebabkan oleh tingginya konsumsi karbohidrat.
Namun, ada kekhawatiran dari sejumlah pakar gizi dan ahli medis mengenai diet karnivora. Diet ini dinilai dapat meningkatkan kolesterol dan berbahaya bagi kesehatan jantung, serta kekurangan nutrisi nabati seperti serat dan polifenol yang bisa meningkatkan risiko penyakit jangka panjang seperti kanker.
Beberapa ahli menyebut diet karnivora sebagai alternatif padat nutrisi untuk makanan ala Amerika yang kaya akan biji-bijian olahan dan gula rafinasi. Namun, beberapa pakar nutrisi meragukan manfaat dari diet karnivora karena belum ada studi yang menunjukkan manfaat dari diet tersebut.
Terdapat juga kisah Amber O’Hearn yang sudah lama menerapkan diet karnivora. Ia memutuskan untuk tidak lagi memakan sayuran berdaun hijau dan sayuran tanpa tepung setelah membaca tentang diet karnivora di satu grup Facebook yang berisi orang-orang pendukung diet tersebut.
Awalnya ia hanya ingin mencoba diet karnivora selama beberapa minggu, namun setelah merasakan perbaikan kesehatan mental dan fisik, ia terus melanjutkan diet karnivora. Namun, beberapa pakar nutrisi menyarankan agar tidak meninggalkan buah, sayuran, dan serat dalam diet, karena kekurangan nutrisi tersebut bisa membawa lebih banyak kerugian dibandingkan kebaikan.
Dalam artikel ini, Ede menjelaskan bahwa diet karnivora tidak mengandung karbohidrat dan dapat membantu menyeimbangkan bahan kimia di otak yang mengatur suasana hati dan fungsi kognitif.
Shawn Baker, seorang mantan ahli bedah ortopedi, mengatakan bahwa diet karnivora berfungsi sebagai eliminasi makanan olahan. Amy Berger, seorang spesialis nutrisi berlisensi, mengatakan bahwa daging merah adalah makanan yang sangat kaya nutrisi yang telah dimakan oleh manusia selama ribuan tahun.
Pelari maraton, Jake Thomas, mengakui bahwa diet karnivora memberikan dampak positif pada dirinya setelah mencobanya selama 30 hari pada tahun 2020.
Meskipun mengalami kabut otak, mudah marah, dan sakit kepala saat memulai diet, ia tetap melanjutkan diet tersebut karena merasa tidur lebih nyenyak, memiliki lebih banyak energi, dan rasa sakitnya berkurang setelah berolahraga.
Ia makan 450 gram steak rib eye, empat butir telur mentah, susu mentah, serta paha ayam, bacon, dan hati sapi dalam sehari. Thomas juga sering memakan steak atau bacon mentah, dan ia mengatakan bahwa makan daging mentah membuatnya lebih mampu menyerap dan terhubung dengan makanan yang dikonsumsinya.
Namun, kekhawatiran tentang diet karnivora adalah tidak adanya buah-buahan, sayuran, dan serat yang dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit kanker dan jantung.
Para pakar kesehatan merekomendasikan untuk makan makanan utuh berkualitas tinggi baik dari produk hewani maupun nabati, serta mengurangi makanan olahan. Belum ada uji klinis yang meneliti bagaimana diet karnivora dapat membantu menjaga kesehatan secara absolut, atau justru merugikan kesehatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan memiliki bimbingan ahli untuk menemukan jenis diet yang sesuai.