BagusNews.com –
Harga batu bara mengalami penurunan sebesar 63% dari titik tertingginya mencapai US$160 per ton. Hal ini membuat harga saham batu bara mulai terkoreksi. Namun, apakah koreksi ini dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk mengoleksi saham batu bara?
Investasi saham batu bara merupakan investasi yang menarik dan dapat memberikan imbal hasil yang tinggi. Namun, pergerakan saham batu bara yang fluktuatif membuat investor sulit mendeteksi apakah akan terjadi koreksi lebih lanjut atau malah mengalami kenaikan kembali.
Saham batu bara termasuk dalam kategori saham siklikal atau saham yang memiliki siklus yang searah dengan harga komoditasnya. Semakin tinggi harga batu bara, laba bersih perusahaan juga akan ikut meningkat, dan sebaliknya.
Tingginya fluktuasi harga batu bara menjadi sumber keuntungan terbesar dari investasi saham batu bara. Investor yang mendapatkan harga saham batu bara di posisi terendahnya, juga berpotensi mendapatkan keuntungan sambil menunggu harga saham meningkat melalui dividen.
Namun, investor perlu hati-hati dalam memilih emiten batu bara yang akan diinvestasikan dan memperhatikan profil bisnis perusahaan, spesifikasi batu bara, volume produksi dan penjualan, harga jual historis, biaya produksi per ton, lokasi tambang, konsesi pertambangan, pajak royalti, dan sebagainya.
Setelah memahami profil bisnis perusahaan penambang, investor dapat melakukan valuasi dan membandingkannya dengan kompetitornya. Namun, teknik valuasi perusahaan batu bara berbeda dengan emiten pada umumnya, sehingga investor perlu mempertimbangkan menggunakan metode PBV/Price to Book Value.
Hingga saat ini, emiten batu bara belum menunjukkan tekanan ketakutan maksimal, sehingga belum saat yang tepat untuk mendapatkan harga terendah.