BagusNews.com –
Penyakit jantung dan pembuluh darah saat ini merupakan penyebab kematian terbesar di dunia. Hal ini dikarenakan pola hidup yang tidak sehat, tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes, merokok, dan pembekuan darah, membuat kondisi buruk pada jantung dan pembuluh darah.
Penyakit jantung koroner sendiri adalah kondisi ketika pembuluh darah tertimbun dengan plak atau lemak, hal ini akan menghambat aliran darah yang masuk ke jantung yang bisa menyebabkan gangguan irama jantung dan kematian mendadak.
“Sebelum pandemi COVID, penyakit jantung sudah lama menjadi penyebab kematian terbanyak di dunia. Data menunjukkan bahwa penyakit jantung masih mengalami perkembangan yang sangat mendalam, baik pada pria maupun wanita.
Pria memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan wanita karena tubuh mereka tidak memiliki kadar hormon alami yang dapat melindungi terhadap jantung koroner seperti wanita,” jelas Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari RS Mitra Keluarga, dr Utojo Lubiantoro, SpJP, FIHA dalam media discussion pada Selasa (4/4/2023).
Menurut dr Utojo, faktor risiko yang harus diperiksa untuk mengurangi penyakit jantung koroner adalah usia, riwayat keluarga, merokok, tingkat kolesterol, diabetes, tekanan darah, sedentari, berlebihan, dan status gizi.
Tanpa dilakukan pemeriksaan, gejala yang timbul dari penyakit jantung bisa berbeda-beda, ada yang mengalami nyeri yang parah tapi ada juga yang hanya mengalami nyeri yang ringan. Itulah sebabnya perlu dilakukan pemeriksaan dengan EKG, treadmill, USG jantung, CT Scan jantung, nuklir jantung, dan kateterisasi.
Dr Utojo menegaskan agar setiap orang perlu melakukan pemeriksaan terkait kondisi jantungnya. Meningkatnya pengetahuan akan risiko dan cara mencegah penyakit jantung koroner tampaknya dapat menurunkan angka kematian akibat sakit jantung di dunia.