BagusNews.com –
Kementerian Pertahanan Indonesia baru-baru ini menandatangani Perjanjian Offset untuk pengadaan Senjata Pintar AASM (Armement Air-Sol Modulaire, Modular Air-to-Ground Armament) HAMMER (Highly Agile Modular Munition Extended Range) dengan Safran Electronic & Defense.
Upacara penandatanganan berlangsung di Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan, Kementerian Pertahanan, di bawah pimpinan Mayjen Mohammad Fadjar, MPICT, Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Kementerian Pertahanan. Mewakili Safran Electronic & Defense adalah Bapak Andrea Bianchini, Direktur Utama untuk Offset & Kerjasama Industri.
Acara ini dihadiri oleh pejabat tinggi, termasuk Wakil Direktur Jenderal Potensi Pertahanan, Kementerian Pertahanan, Direktur Teknologi dan Industri Pertahanan, Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan, dan Kepala Sub-Direktorat IDKLO Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan.
Turut hadir pula perwakilan dari Pusat Pemeliharaan Amunisi Pusat (Pusalpalhan Baranahan) Kementerian Pertahanan dan tim Safran Electronic & Defense dari Prancis.
Keberhasilan pencapaian ini berasal dari ketentuan Undang-Undang No. 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan, yang mengamanatkan penambahan perjanjian offset dalam setiap pengadaan peralatan pertahanan dari sumber asing. Offset pertahanan adalah komponen penting dari upaya pemerintah untuk mendorong kemandirian dalam industri pertahanan dan meningkatkan keterampilan personel pertahanan.
Mekanisme offset diharapkan memberdayakan industri pertahanan Indonesia dengan mendapatkan teknologi pertahanan esensial yang diperlukan untuk pengembangan amunisi kaliber besar dan kemajuan pendidikan personel pertahanan. Pendekatan strategis ini sejalan dengan visi jangka panjang pemerintah untuk mencapai swasembada dalam industri pertahanan dan memperkuat kemampuan tenaga kerja pertahanannya.
Program offset ini mencerminkan pergeseran pengeluaran pertahanan dari sekadar pengeluaran menjadi investasi pertahanan strategis. Pengadaan Senjata Pintar HAMMER adalah bukti komitmen Kementerian Pertahanan untuk memajukan industri pertahanan, baik dalam bidang amunisi kaliber besar maupun dalam pengembangan personel pertahanan melalui inisiatif pendidikan dan pelatihan.
Kerjasama antara Kementerian Pertahanan Indonesia dan Safran Electronic & Defense merupakan langkah maju yang signifikan dalam perjalanan bangsa ini menuju kemandirian lebih besar dalam teknologi pertahanan dan memperkuat kemampuan pertahanannya. Ini menegaskan komitmen Indonesia untuk meningkatkan keamanan nasional sambil memupuk kerjasama dengan pemimpin industri pertahanan global.
AASM HAMMER adalah amunisi presisi buatan Prancis yang dikembangkan oleh Safran Electronics & Defense. Senjata ini terdiri dari kit panduan frontal dan kit perpanjangan jarak yang dipasang di bagian belakang bom tumpul. AASM HAMMER bersifat modular karena dapat mengintegrasikan berbagai jenis unit panduan dan berbagai jenis bom.
Versi dasarnya dilengkapi dengan bom berbobot 250 kilogram dilengkapi dengan sistem navigasi inersia hibrida (INS) / Sistem Pemosisi Global (GPS). Variasi lain menambahkan panduan homing inframerah atau laser untuk meningkatkan akurasi; juga terdapat versi dengan bom berbobot 125 kilogram, 500 kilogram, atau 1.000 kilogram.
Senjata ini mulai beroperasi pada tahun 2007 dengan Angkatan Udara dan Angkatan Laut Prancis, melengkapi pesawat Dassault Rafale dan Mirage 2000. Pada 10 Februari 2022, Dassault menyatakan bahwa Indonesia telah resmi menandatangani pesanan untuk 42 Rafale F4, terdiri dari 30 kursi tunggal dan 12 kursi ganda.