BagusNews.com –
Tingkat konsumsi susu di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut data dari Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2020, konsumsi susu per kapita di Indonesia hanya 16,7 liter per tahun. Jauh dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura (47,6 liter), Malaysia (32,5 liter), dan Thailand (28,2 liter).
Rendahnya konsumsi susu di Indonesia dikhawatirkan dapat berdampak pada kecerdasan anak di masa depan. Susu merupakan sumber kalsium, protein, dan vitamin D yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan stunting, perkembangan otak terhambat, dan prestasi belajar menurun.
Dampak Konsumsi Susu Rendah pada Kecerdasan Anak
- Stunting: Stunting adalah kondisi dimana anak memiliki tinggi badan di bawah rata-rata untuk usianya. Stunting dapat disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, termasuk kekurangan protein dan kalsium. Anak yang stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan perkembangan otak dan prestasi belajar menurun.
- Perkembangan Otak Terhambat: Susu mengandung zat-zat penting untuk perkembangan otak anak, seperti asam lemak omega-3, kolin, dan taurin. Kekurangan zat-zat ini dapat menyebabkan perkembangan otak terhambat, yang dapat bermanifestasi dalam bentuk IQ rendah, kesulitan belajar, dan masalah perilaku.
- Prestasi Belajar Menurun: Anak yang kekurangan nutrisi penting untuk perkembangan otaknya akan lebih sulit untuk belajar dan berkonsentrasi di sekolah. Hal ini dapat menyebabkan prestasi belajar menurun.
Upaya Meningkatkan Konsumsi Susu di Indonesia
Pemerintah dan berbagai pihak terkait perlu melakukan upaya untuk meningkatkan konsumsi susu di Indonesia, antara lain:
- Sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya konsumsi susu: Banyak masyarakat Indonesia yang belum menyadari pentingnya konsumsi susu untuk kesehatan dan kecerdasan anak. Perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi secara gencar agar masyarakat lebih aware akan hal ini.
- Peningkatan produksi susu lokal: Produksi susu lokal di Indonesia masih rendah sehingga harga susu masih relatif mahal. Perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan produksi susu lokal agar harga susu lebih terjangkau oleh masyarakat.
- Pemberian subsidi susu untuk anak sekolah: Pemerintah dapat memberikan subsidi susu untuk anak sekolah agar anak-anak dapat mengonsumsi susu secara rutin.
Meningkatkan konsumsi susu di Indonesia merupakan investasi penting untuk masa depan bangsa. Anak-anak yang cerdas dan sehat akan menjadi generasi penerus bangsa yang dapat membangun Indonesia yang lebih maju.
Negara-negara ASEAN dengan Konsumsi Susu Tertinggi
Berikut adalah negara-negara ASEAN dengan konsumsi susu per kapita tertinggi tahun 2020:
- Singapura (47,6 liter)
- Malaysia (32,5 liter)
- Thailand (28,2 liter)
- Brunei Darussalam (27,5 liter)
- Vietnam (25,4 liter)
Tingginya konsumsi susu di negara-negara tersebut dapat dilihat dari tingkat kesehatan dan pendidikan yang tinggi. Di Singapura, misalnya, angka harapan hidup mencapai 83 tahun dan rata-rata lama sekolah mencapai 12 tahun.
Pemerintah Indonesia perlu belajar dari negara-negara ASEAN tersebut dalam upaya meningkatkan konsumsi susu di Indonesia. Dengan meningkatkan konsumsi susu, diharapkan kesehatan dan kecerdasan anak-anak Indonesia dapat meningkat sehingga dapat membangun Indonesia yang lebih maju di masa depan.