BagusNews.com –
Teknologi EV Amerika Diadaptasi China, Amerika Kalah Dalam Pengembangan EV
Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu negara yang menjadi pelopor dalam pengembangan kendaraan listrik (EV). Negara ini telah menghasilkan berbagai teknologi EV yang inovatif, seperti baterai lithium-ion, motor listrik, dan sistem pengisian daya. Namun, teknologi-teknologi tersebut justru diadaptasi oleh China, sehingga AS kalah dalam pengembangan EV.
Berikut adalah beberapa teknologi EV yang ditemukan di AS dan kemudian diadaptasi oleh China:
- Baterai lithium-ion
Baterai lithium-ion merupakan teknologi baterai yang paling umum digunakan pada EV saat ini. Teknologi ini ditemukan oleh John Goodenough, seorang profesor di Universitas Texas di Austin, pada tahun 1980-an. Goodenough kemudian mengembangkan baterai lithium-ion bersama dengan Stanley Whittingham dari Universitas Oxford dan Akira Yoshino dari Asahi Kasei Corp.
Baterai lithium-ion yang dikembangkan oleh Goodenough dan timnya memiliki kepadatan energi yang tinggi, sehingga dapat menyimpan banyak energi dalam ukuran yang kecil. Hal ini membuat baterai lithium-ion ideal untuk digunakan pada EV.
China adalah salah satu produsen baterai lithium-ion terbesar di dunia. Negara ini telah mengadopsi teknologi baterai lithium-ion yang ditemukan di AS dan mengembangkannya lebih lanjut. China kini menjadi pemimpin dalam industri baterai lithium-ion, dengan menguasai sekitar 60% pasar global.
- Motor listrik
Motor listrik merupakan komponen penting lainnya pada EV. Motor listrik mengubah energi listrik menjadi energi gerak.
AS juga merupakan salah satu negara yang menjadi pelopor dalam pengembangan motor listrik. Pada tahun 1834, Thomas Davenport, seorang penemu asal AS, menciptakan motor listrik pertama yang dapat digunakan secara praktis.
China juga telah mengadopsi teknologi motor listrik yang ditemukan di AS dan mengembangkannya lebih lanjut. China kini menjadi salah satu produsen motor listrik terbesar di dunia.
- Sistem pengisian daya
Sistem pengisian daya merupakan komponen penting lainnya yang dibutuhkan untuk mengisi daya EV.
AS juga telah berinvestasi dalam pengembangan sistem pengisian daya EV. Pada tahun 2010, pemerintah AS meluncurkan program “ChargePoint America” untuk membangun jaringan stasiun pengisian daya EV di seluruh negeri.
China juga telah berinvestasi dalam pengembangan sistem pengisian daya EV. Negara ini kini memiliki jaringan stasiun pengisian daya EV yang lebih luas daripada AS.
Adaptasi teknologi EV yang ditemukan di AS oleh China telah membuat China menjadi pemimpin dalam pengembangan EV. China kini menguasai pasar EV global, baik dari segi produksi maupun penjualan.
Kemunduran AS dalam pengembangan EV disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Kebijakan pemerintah
Pemerintah AS telah mengurangi dukungannya untuk pengembangan EV. Pada tahun 2017, Presiden Donald Trump mencabut insentif pajak untuk pembelian EV.
- Persaingan dari China
China telah berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan EV. Negara ini telah membangun ekosistem EV yang lengkap, mulai dari penelitian dan pengembangan, produksi, hingga penjualan.
- Kebijakan perdagangan
AS telah menerapkan tarif yang tinggi terhadap impor baterai lithium-ion dari China. Hal ini telah membuat harga baterai lithium-ion di AS menjadi lebih mahal.
Kemunduran AS dalam pengembangan EV merupakan kerugian bagi negara tersebut. EV merupakan teknologi penting yang dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan ketahanan energi.