BagusNews.com –
China dan Amerika Serikat (AS) sedang dalam kebuntuan di Selat Taiwan. China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memberontak yang harus dibawa kembali ke bawah kendalinya, sementara AS telah menyatakan bahwa akan mendukung Taiwan dalam menghadapi agresi China.
Ketegangan di Selat Taiwan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. China telah melakukan latihan militer di dekat Taiwan dan telah meningkatkan jumlah pesawatnya yang terbang ke wilayah udara Taiwan. AS, di sisi lain, telah meningkatkan pengiriman kapal perang ke Selat Taiwan dan telah mengadakan latihan militer bersama dengan Taiwan.
Pada bulan April 2023, Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan, yang merupakan pertama kalinya seorang anggota parlemen tinggi AS mengunjungi pulau itu dalam lebih dari 20 tahun. Kunjungan Pelosi membuat marah China, yang menganggapnya sebagai pelanggaran prinsip Satu China.
Pada bulan Mei 2023, China menembakkan rudal ke perairan dekat Taiwan. Rudal-rudal itu jatuh di perairan internasional, tetapi aksi China itu dianggap sebagai peringatan keras bagi AS.
AS dan China telah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi ketegangan di Selat Taiwan. Pada bulan November 2022, kedua negara mengadakan pembicaraan di Alaska. Namun, pembicaraan itu tidak menghasilkan hasil yang berarti.
Ketegangan di Selat Taiwan adalah salah satu masalah paling sensitif dalam hubungan AS-China. Kedua negara memiliki kepentingan yang berbeda di Taiwan, dan mereka tidak mungkin mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak. Oleh karena itu, kemungkinan ketegangan di Selat Taiwan akan terus meningkat dalam waktu dekat.
Indonesia sebagai Kunci untuk Menyelamatkan Taiwan dari Agresi China
Indonesia dapat memainkan peran penting dalam menyelamatkan Taiwan dari agresi China. Indonesia memiliki posisi strategis di Selat Malaka, yang merupakan jalur pelayaran penting bagi China. Jika Indonesia mengizinkan AS untuk menggunakan pangkalan militernya di Indonesia, maka AS akan memiliki posisi yang lebih kuat untuk melawan China jika China menyerang Taiwan.
Namun, Indonesia sejauh ini belum mengizinkan AS untuk menggunakan pangkalan militernya di Indonesia. Hal ini karena Indonesia khawatir bahwa hal itu akan membuat China marah dan dapat menyebabkan konflik antara Indonesia dan China.
AS terus mendorong Indonesia untuk mengizinkan AS menggunakan pangkalan militernya di Indonesia. AS yakin bahwa hal itu akan membantu untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia masih belum memutuskan apakah akan mengizinkan AS menggunakan pangkalan militernya di Indonesia. Keputusan ini akan memiliki dampak yang signifikan terhadap hubungan AS-China dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara.