BagusNews.com –
Korea Utara terus mengembangkan senjata nuklir dan memproduksi bahan fisik nuklir pada 2023, dan juga berupaya menghindari sanksi PBB yang bertujuan untuk memutus pendanaan program nuklir dan rudal balistik Pyongyang.
Sebagai bagian dari upayanya untuk menghindari sanksi, Korea Utara menggunakan serangan siber untuk mencuri uang. Pada 2022, para peretas Korea Utara diperkirakan mencuri US$1,7 miliar (Rp25,9 triliun) dari lembaga keuangan dan perusahaan di seluruh dunia.
Uang yang dicuri tersebut digunakan untuk mendanai program nuklir dan rudal Korea Utara. Para peretas Korea Utara menargetkan berbagai jenis lembaga keuangan dan perusahaan, termasuk bank, perusahaan mata uang kripto, dan perusahaan pertahanan.
Korea Utara juga menggunakan berbagai metode lain untuk menghindari sanksi, termasuk ekspor batu bara ilegal dan mengimpor barang mewah secara ilegal.
Sanksi PBB telah berdampak signifikan pada ekonomi Korea Utara, tetapi negara tersebut masih mampu mengembangkan program nuklir dan rudal. Hal ini karena Korea Utara telah menemukan cara untuk menghindari sanksi dan mengumpulkan dana.
PBB dan negara-negara lain perlu meningkatkan upaya mereka untuk memberlakukan sanksi terhadap Korea Utara dan mencegah negara tersebut mengembangkan senjata nuklir dan rudal.