BagusNews.com –
Kemajuan militer China dalam beberapa tahun terakhir telah menimbulkan kegelisahan di dunia, termasuk Jepang yang tengah bersengketa dengan China.
Tidak tinggal diam, Badan Akuisisi, Teknologi, dan Logistik (ATLA) Kementerian Pertahanan Jepang sedang mengembangkan rudal jelajah hipersonik yang mampu terbang dengan lima kali kecepatan suara (Mach 5).
Menurut laporan dari ASIA TIMES, Mitsubishi Heavy Industries yang berbasis di Tokyo bekerja sama dengan Jepang dalam pengembangan rudal ini. Mitsubishi akan memproduksi mesin scramjet sebagai pendorong untuk rudal hipersonik tersebut.
Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan bahwa rudal ini merupakan bagian dari hyper velocity gliding projectile (HVGP) dan rencananya versi rudal awal akan dioperasikan pada tahun 2026, diikuti oleh versi yang lebih sempurna setelah tahun 2028.
Dengan demikian, Jepang akan menjadi negara keempat di dunia yang memiliki teknologi rudal hipersonik setelah China, Rusia, dan Amerika Serikat.
Teknologi ini memungkinkan rudal meluncur dengan kecepatan tinggi di atmosfer atas, sebuah titik lemah dalam sistem pertahanan udara, dan kemudian mengikuti lintasan yang kompleks, sehingga sulit untuk dicegat dengan perisai anti-rudal yang ada.
Namun, jangkauan rudal ini akan dibatasi hingga sekitar 500 km (310 mil) atau kurang untuk tetap sesuai dengan persyaratan “kebijakan berorientasi pertahanan eksklusif” Jepang.
Selain itu, Italia, Jepang, dan Inggris telah mengumumkan rencana untuk menggabungkan proyek pengembangan jet tempur mereka dalam sebuah kemitraan besar di luar Amerika Serikat (AS) sejak Perang Dunia II.
Kesepakatan ini bertujuan untuk mengoperasikan pesawat tempur canggih pada tahun 2035 dengan menggabungkan proyek Future Combat Air System (FCAS) yang dipimpin oleh Inggris, yang juga dikenal sebagai Tempest, dengan program F-X Jepang.
Kesepakatan ini muncul ketika China meningkatkan aktivitas militer di sekitar Taiwan, yang diklaim sebagai wilayahnya, dan di Laut China Selatan yang menjadi sengketa, di mana Beijing berupaya memperluas klaim wilayahnya dengan membangun instalasi militer di pulau-pulau buatannya.
Selain itu, Asia Timur Laut juga menghadapi tantangan dari Korea Utara, yang telah melakukan peluncuran rudal dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, yang menimbulkan kekhawatiran bahwa negara tersebut akan segera menguji senjata nuklir terbarunya.
Meskipun Jepang memiliki konstitusi yang bersifat pasifis, mereka telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan anggaran pertahanan mereka selama lima tahun ke depan menjadi sekitar 2 persen dari produk domestik bruto (PDB).