BagusNews.com –
Harga batu bara terus turun pada perdagangan Kamis (25/5/2023). Harga kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup pada posisi US$ 140,5 per ton, turun 6,33% dari harga sebelumnya. Ini adalah harga terendah dalam 29 bulan terakhir. Harga batu bara telah turun sebesar 63,9% sejak awal tahun dan 69,7% dari harga tertinggi pada 5 September 2022. Penurunan harga disebabkan oleh lesunya permintaan, pasokan yang memadai, dan turunnya harga gas.
Kepala kantor ekonom Australia memperkirakan pasokan dari Australia akan meningkat 7,8% pada tahun ini, sementara ekspor dari Indonesia diperkirakan meningkat 2,4%. Impor dari Asia meningkat sebesar 2,3% pada tahun ini, mencapai 852 juta ton, sementara ekspor ke Eropa diperkirakan akan turun 15%.
Analis memperkirakan harga batu bara masih bisa bertahan di kisaran US$ 175-212 per ton tahun ini, namun semuanya akan tergantung pada perkembangan di China dan India sebagai konsumen terbesar batu bara dunia. Kawasan Asia diharapkan menjadi penyelamat harga batu bara seiring dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi mereka.
Eropa tidak akan menentukan lagi harga batu bara sejalan dengan melemahnya harga gas. Harga gas alam Eropa terus turun, sehingga banyak yang beralih ke gas dan meninggalkan batu bara. Trader Eropa mulai berencana mengobral batu bara kepada pembeli di kawasan Asia karena permintaan di Eropa anjlok sementara pasokan menumpuk.
Kelebihan pasokan di Eropa diperkirakan mencapai 20 juta ton, dengan pasokan di pelabuhan ARA mencapai 6 juta ton. Stok ini bisa menutupi kebutuhan batu bara pada pembangkit Jerman hingga 218 hari mendatang. Namun, trader Eropa dihadapkan pada pilihan merugi atau kualitas batu bara akan terus menurun.