BagusNews.com –
Neraca Dagang Indonesia Defisit US$621 Juta dari China
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia mengalami defisit sebesar US$621 juta atau setara Rp9,5 triliun (asumsi kurs Rp15.329 per dolar AS) dari China pada bulan Juli 2023. Defisit ini didorong oleh impor barang mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, dan juga plastik dan barang dari plastik yang masuk dalam kelompok HS 39.
Defisit neraca dagang Indonesia dari China ini meningkat jika dibandingkan bulan lalu yang hanya sebesar US$269,5 juta. Namun, catatan Juli 2023 masih lebih rendah ketimbang bulan sama di tahun lalu, di mana defisit dagang dengan China menyentuh US$914,1 juta.
Secara keseluruhan, neraca dagang Indonesia masih mencatat surplus pada bulan Juli 2023 sebesar US$1,31 miliar atau setara Rp20 triliun. Surplus ini didorong oleh ekspor komoditas lemak dan minyak hewan nabati terutama crude palm oil (CPO), bahan bakar mineral terutama batu bara, dan juga besi baja.
Tiga negara penyumbang surplus terbesar Indonesia pada bulan ini adalah India sebesar US$1,3 miliar, Amerika Serikat (AS) US$1,1 miliar, dan Filipina US$700 juta.
Defisit neraca dagang Indonesia dengan China ini menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan ekspor ke China, salah satunya dengan meningkatkan promosi produk-produk Indonesia di China. Pemerintah juga akan berupaya untuk mengurangi impor barang-barang dari China, salah satunya dengan memacu produksi barang-barang dalam negeri.
Dengan upaya-upaya tersebut, pemerintah berharap dapat meningkatkan neraca perdagangan Indonesia dan mengurangi defisit neraca dagang Indonesia dengan China.