BagusNews.com –
Statin adalah obat yang sering digunakan untuk menurunkan kolesterol tinggi. Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi kolesterol yang dibutuhkan oleh tubuh.
Selain menurunkan kolesterol, statin juga dikaitkan dengan pengurangan risiko penyakit jantung dan stroke. Obat ini membantu menjaga kestabilan plak di pembuluh darah dan mengurangi risiko pembekuan darah yang berbahaya.
Statin tersedia dalam beberapa jenis yang dapat ditemukan di apotek, seperti Atorvastatin (Lipitor), Fluvastatin (Lescol XL), Lovastatin (Altoprev), Pitavastatin (Livalo, Zypitamag), Pravastatin (Pravachol), Rosuvastatin (Crestor, Ezallor), dan Simvastatin (Zokor).
Menurut Mayo Clinic, kadang-kadang statin dikombinasikan dengan obat jantung lain, contohnya adalah atorvastatin-amlodipine (Caduet) dan ezetimibe-simvastatin (Vytorin).
Keputusan untuk mengonsumsi statin bergantung pada kadar kolesterol dan faktor risiko lainnya terkait penyakit jantung dan pembuluh darah. Sebelum meresepkan statin, dokter akan mempertimbangkan semua faktor risiko serangan jantung dan stroke.
Hal yang paling penting yang perlu diingat adalah risiko jangka panjang terkena serangan jantung atau stroke. Jika risiko rendah, Anda mungkin tidak memerlukan statin kecuali jika kadar kolesterol jahat Anda lebih dari 190 mg/dL (4,92 mmol/L).
Jika risiko tinggi, seperti pernah mengalami serangan jantung, statin dapat membantu bahkan jika kadar kolesterol Anda normal. Beberapa orang berpikir bahwa setelah kadar kolesterol turun, mereka tidak perlu lagi mengonsumsi statin.
Namun, jika statin membantu menurunkan kolesterol, kemungkinan besar Anda perlu melanjutkan penggunaannya dalam jangka panjang. Jika Anda melakukan perubahan signifikan dalam pola makan atau berhasil menurunkan berat badan, bicarakan dengan dokter apakah Anda dapat mengontrol kolesterol tanpa obat.
Umumnya, statin ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan orang, meskipun dapat menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping akan hilang seiring tubuh menyesuaikan diri dengan pengobatan.
Namun, segera beri tahu dokter jika Anda mengalami tanda atau gejala yang tidak biasa setelah mengonsumsi obat ini. Dokter mungkin akan menurunkan dosis atau mencoba jenis statin yang berbeda.
Pastikan Anda tidak berhenti mengonsumsi statin tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Efek samping statin meliputi sakit kepala, mual, nyeri otot, dan sendi. Meskipun jarang terjadi, statin juga dapat menyebabkan efek samping yang lebih serius, seperti peningkatan gula darah atau diabetes tipe 2, kerusakan otot, kerusakan hati, dan masalah ingatan. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menghentikan penggunaan statin.
Secara keseluruhan, statin adalah obat yang efektif dalam menurunkan kolesterol tinggi dan mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke. Namun, keputusan untuk menggunakan statin harus didasarkan pada pertimbangan dokter dan berbagai faktor risiko individu. Dokter akan membantu menentukan dosis yang tepat dan memantau efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan obat ini.