BagusNews.com –
Kelompok negara BRICS yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan memperjuangkan dedolarisasi dengan mengurangi penggunaan dolar AS dalam transaksi antarnegara.
Dalam beberapa waktu terakhir, sebagian besar negara di dunia melakukan transaksi perdagangan dan investasi menggunakan mata uang dolar AS, yang membuat dominasi greenback semakin besar dan memengaruhi ekonomi dunia.
Oleh karena itu, negara-negara ASEAN juga ikut serta dalam kerja sama local currency transaction (LCT) untuk mengurangi penggunaan dolar AS.
Menurut laporan media Rusia, BRICS sedang menciptakan media baru untuk pembayaran yang menggunakan mata uang baru yang kemungkinan akan diamankan dengan komoditas lain, seperti emas dan logam tanah jarang (LTJ).
Perkembangan upaya menciptakan mata uang baru ini kabarnya akan dipresentasikan pada KTT BRICS di Afrika Selatan pada Agustus 2023.
Meskipun demikian, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, belum mendengar gagasan konkret terkait rencana penerbitan mata uang baru negara-negara BRICS.
Namun, ia mendengar bahwa negara-negara BRICS berencana mendiversifikasi mata uangnya.
Dedolarisasi yang dilakukan BRIC dan beberapa negara ASEAN berpotensi menggoyang nilai tukar mata uang dolar AS, namun dolar AS tidak akan sepenuhnya ditinggalkan.