BagusNews.com –
Ketika pertama kali diperkenalkan, sistem Active Electronically Scanned Array (AESA) mewakili kemajuan besar dalam teknologi radar. Namun, karena sistem perang elektronik menjadi semakin canggih dan semakin penting untuk menjaga keunggulan militer, apa yang akan terjadi di masa depan untuk sistem AESA? Mari kita eksplorasi bagaimana teknologi yang menakjubkan ini bekerja dan bagaimana Anda dapat mengharapkannya akan berkembang di masa depan.
Apa itu AESA?
Array Elektronik yang Dipindai Aktif dianggap sebagai sistem array berfase, yang terdiri dari serangkaian antena yang membentuk balok gelombang radio yang dapat diarahkan ke arah yang berbeda tanpa secara fisik memindahkan antena itu sendiri. Penggunaan utama teknologi AESA ada pada sistem radar.
Evolusi teknologi AESA dapat ditelusuri kembali ke awal tahun 1960-an dengan pengembangan radar array yang dipindai secara elektronik pasif (PESA), sebuah sistem padat yang mengambil sinyal dari satu sumber dan menggunakan modul penguat fase untuk memperlambat secara selektif bagian-bagian tertentu dari sinyal sambil memungkinkan yang lain untuk mengirim tanpa penundaan. Mengirimkan sinyal dengan cara ini dapat menghasilkan sinyal yang berbeda-beda bentuknya, secara efektif mengarahkan balok sinyal ke arah yang berbeda. Ini kadang-kadang disebut sebagai penyapuan balok.
Sistem AESA pertama kali dikembangkan pada tahun 1980-an dan memiliki banyak keunggulan dibandingkan sistem PESA yang lebih lama. Berbeda dengan PESA yang menggunakan satu modul pengirim/penerima, AESA menggunakan banyak modul pengirim/penerima yang dihubungkan dengan elemen antena dan dapat menghasilkan banyak balok radar simultan pada frekuensi yang berbeda.
Sistem AESA saat ini digunakan pada banyak platform militer yang berbeda, termasuk pesawat militer dan drone, untuk memberikan kesadaran situasional yang lebih unggul.
Keuntungan AESA Teratas
1. Tahan Terhadap Gangguan Elektronik
Salah satu keuntungan utama dari sistem AESA adalah tingkat ketahanannya yang tinggi terhadap teknik gangguan elektronik. Jamming radar biasanya dilakukan dengan menentukan frekuensi di mana radar musuh sedang menyiar dan kemudian mengirimkan sinyal pada frekuensi yang sama untuk membingungkannya. Seiring waktu, para insinyur mengembangkan cara untuk melawan bentuk jamming ini dengan merancang sistem radar yang dapat mengubah frekuensi mereka dengan setiap pulsa. Namun, seiring berkembangnya radar, demikian juga teknik jamming. Selain mengubah frekuensi, sistem AESA dapat mendistribusikan frekuensi di seluruh pita, bahkan dalam setiap pulsa individu, sebuah teknik radar yang disebut “chirping”. Kombinasi fitur ini membuatnya jauh lebih sulit untuk mengganggu sistem AESA daripada bentuk radar lainnya.
2. Intersepsi Rendah
Sistem AESA juga memiliki probabilitas rendah untuk diintersepsi oleh penerima peringatan radar (RWR) musuh. Sebuah RWR memungkinkan pesawat atau kendaraan untuk menentukan kapan sebuah balok radar dari sumber luar telah menyerangnya. Dengan demikian, ia juga dapat menentukan titik asal balok, dan dengan demikian, posisi musuh. Sistem AESA sangat efektif dalam mengatasi RWR. Karena “chirp” yang disebutkan di atas mengubah frekuensi begitu cepat, dan dalam urutan acak yang sangat total, menjadi sangat sulit bagi RWR untuk menentukan apakah balok radar AESA sebenarnya merupakan sinyal radar sama sekali, atau hanya bagian dari sinyal radio “noise” ambient yang ditemukan di seluruh dunia.
3. Keandalan yang Tinggi
Manfaat lain dari menggunakan sistem AESA adalah setiap modul beroperasi secara independen, sehingga kegagalan dalam satu modul tidak akan memiliki efek signifikan pada kinerja keseluruhan sistem. Teknologi AESA juga dapat digunakan untuk membuat link data bandwidth tinggi antara pesawat dan sistem yang dilengkapi.
4. Kemampuan Multi-Mode
Teknologi radar ini juga mendukung beberapa mode yang memungkinkan sistem untuk mengambil berbagai tugas, termasuk:
Pemetaan balok nyata
Pemetaan Synthetic Aperture Radar (SAR)
Pencarian permukaan laut
Indikasi dan pelacakan target bergerak di tanah
Pencarian dan pelacakan udara-ke-udara
Tantangan
Seperti kebanyakan teknologi, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh produsen selama pengembangan teknologi radar AESA. Tantangan paling umum meliputi daya, pendinginan, berat, dan harga.
Beruntung, kemajuan telah dilakukan (dan terus maju) dengan teknologi yang terus membaik. Misalnya, berat radar ini telah menurun setengahnya dalam beberapa tahun terakhir bersamaan dengan pengurangan ukuran. Ini memungkinkan AESA dipasang di area selain hanya di hidung pesawat. Radar akan dapat diarahkan ke berbagai arah dan memberikan perspektif yang lebih luas.
Masa Depan AESA
Seperti yang disebutkan sebentar tadi, seiring berkembangnya teknologi AESA, ia menjadi lebih kecil dan lebih terjangkau. Ini memungkinkan banyak negara untuk menggabungkan radar AESA ke dalam sistem warisan di darat, di laut, dan di udara.
Pada tahun 2016, Raytheon membuat berita di dunia teknologi pertahanan dengan memperkenalkan upgrade AESA berbasis gallium nitride (GaN) ke Sistem Pertahanan Udara dan Rudal Patriot ™ pada pertemuan perdagangan musim dingin Asosiasi Angkatan Darat AS. Sejak perkenalannya, sistem ini telah berhasil menyelesaikan 1000 jam operasi. Dengan memasangkan dua sistem yang ditingkatkan ini menghadap ke arah yang berlawanan, mereka dapat mencakup rentang lengkap, 360 derajat.
Negara-negara di seluruh dunia menambahkan radar AESA ke pesawat dan kapal perang mereka, dan kontraktor di seluruh dunia berlomba-lomba untuk memenuhi permintaan. India baru-baru ini mengontrak sebuah perusahaan Israel untuk menyediakan armada jet tempur Jaguar-nya dengan sistem radar AESA baru.
Meskipun jet-jet ini sudah tua, menggabungkan kemampuan radar AESA akan memungkinkan pesawat ini dan pesawat warisan lainnya tetap relevan di dunia di mana perang elektronik semakin penting. Singkatnya: tanpa AESA, militer konvensional modern sudah usang. Ini tidak lagi opsional, dan akan menjadi lebih luas saat waktu berlalu.