BagusNews.com –
Keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 membuat pemain dan penggemar sepak bola Indonesia merasa sedih dan marah.
Keputusan itu diambil delapan minggu sebelum turnamen dimulai, karena adanya ketidakpastian politik terkait keikutsertaan Israel.
Hal ini membuat sepak bola Indonesia berisiko mendapat sanksi lebih lanjut. Turnamen ini diharapkan dapat menjadi peluang langka bagi Indonesia untuk tampil di panggung sepak bola dunia, karena Indonesia belum pernah lolos ke Piala Dunia sejak merdeka.
Keputusan FIFA ini membuat beberapa pemain sepak bola muda Indonesia menangis saat mendengar berita tersebut.
Mereka menyatakan kekecewaan dan keterpurukan batin.
Hokky Caraka, seorang penyerang di tim nasional U-20 Indonesia mengatakan, “Ini keputusan yang mematahkan hati dan menghancurkan mimpi kami. Sekarang kami bingung tentang masa depan kami sebagai pemain jika FIFA memberlakukan sanksi. Ini adalah pemain yang paling menderita.”
Pelatih tim nasional sepak bola Indonesia, Shin Tae-yong, yang berasal dari Korea Selatan mengatakan bahwa kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 adalah kerugian besar.
“Saya sakit hati!” katanya. “Saya bisa merasakan kesedihan dan keterpurukan mental para pemain. Mereka telah bersiap-siap tanpa henti bersama saya dalam tiga setengah tahun terakhir.”
Kebijakan politik menjadi bahan kritikan para penggemar sepak bola Indonesia di media sosial, karena keputusan ini diambil hanya setahun sebelum pemilihan presiden.
ndonesia adalah negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia dan tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel.
Namun, delegasi Israel telah datang ke Indonesia untuk berbagai acara olahraga dan diplomatik sebelumnya.
Kekhawatiran lain adalah Indonesia dapat dikenai sanksi lebih lanjut oleh FIFA yang dapat menghilangkan Indonesia dari kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 2026.
Kualifikasi Asia dimulai pada bulan Oktober. Keputusan ini diambil setelah pertemuan antara Presiden Asosiasi Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir dan Presiden FIFA, Gianni Infantino di Doha, Qatar.
Thohir mengatakan sebagai anggota FIFA, Indonesia memiliki sedikit pilihan selain menerima keputusan tersebut.