BagusNews.com –
Pada bulan April, terjadi kontraksi tajam pada impor China sementara ekspor naik dengan kecepatan yang lebih lambat.
Hal ini menunjukkan lemahnya permintaan domestik Tiongkok. Impor China turun 7,9% (year-on-year/yoy) pada bulan April dan ekspor tumbuh 8,5% (yoy).
Namun, pertumbuhan ini lebih buruk dari ekspektasi para ekonom dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan tidak ada pertumbuhan impor dan ekspor akan meningkat sebesar 8%.
Dampak dari lemahnya permintaan domestik Tiongkok juga berdampak pada Indonesia, negara mitra perdagangan terbesar China.
Kantor Bea Cukai China mencatat impor Tiongkok dari Indonesia melandai dari US$ 6,77 miliar pada Maret 2023 menjadi US$ 6,25 miliar pada April 2023.
China sendiri merupakan sumber utama pertumbuhan di kawasan Asia. Jika pertumbuhan Tiongkok melandai maka ekonomi negara-negara Asia seperti Singapura, Jepang, Malaysia, Thailand, hingga Indonesia pun terimbas.