BagusNews.com –
Grup hacker ransomware, LockBit, telah mengungkapkan data nasabah Bank Syariah Indonesia (Bank BSI) seperti yang telah dijanjikan hari ini. LockBit menyebar beberapa folder data mulai dari ‘Operational’ hingga ‘Berkas Rumah Dinas BSI’.
Pada pekan lalu, layanan perbankan Bank BSI lumpuh mulai dari BSI Mobile hingga kantor cabang. Terhitung error sistem terjadi hingga 4 hari lamanya, sejak 8 Mei 2023. Meskipun perusahaan sempat membantah, dugaan kuat jaringan Bank BSI disusupi grup ransomware.
Pada akhir pekan lalu, LockBit mengakui tanggung jawab atas serangan data tersebut dan menyedot data sekitar 15 juta nasabah. Dalam unggahan terbaru akun Twitter @darktracer_int, LockBit menepati janji dengan mempublikasikan data yang mereka curi dari Bank Syariah Indonesia kepada publik melalui dark web.
Dalam modus operandinya, grup ransomware sering meminta tebusan kepada korban untuk menghapus data yang sudah mereka miliki. Meskipun layanan telah pulih, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta nasabah untuk tetap tenang dan berhati-hati dalam melakukan transaksi.
Pengawas dan pemeriksa IT OJK terus melakukan koordinasi untuk mengevaluasi sumber gangguan layanan yang dialami Bank BSI dan meminta mereka untuk melakukan percepatan penyelesaian audit forensik yang saat ini sedang berjalan. OJK juga mendukung langkah Bank BSI untuk mengedepankan upaya stabilisasi dan peningkatan layanan kepada nasabah.
Grup hacker ransomware ini dikenal dengan nama alias LockBit 3.0 atau LockBit Black dan pertama kali muncul pada Juli 2022. Modus mereka adalah menyusup, mengambil data korban dan mengancam akan mempublikasikannya apabila tidak membayar sejumlah tebusan. LockBit juga menawarkan Ransomware as a service (RAAS) yang memungkinkan pihak lain untuk memakai ransomware yang mereka buat untuk melakukan serangan.