BagusNews.com –
Intel, perusahaan teknologi asal AS, telah membuka sebuah pusat inovasi chip di China untuk memberikan dukungan kepada perusahaan rintisan teknologi lokal. Langkah ini diambil meskipun AS tengah berusaha membatasi ekspor chip ke China.
Pusat inovasi ini, yang dibuka di kota Shenzhen, China Selatan, berfokus pada beberapa teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), pengembangan chip, dan komputasi tepi dengan menggunakan teknologi dan produk Intel yang sudah ada. Intel berkomitmen untuk mengembangkan inovasi aplikasi bagi mitra dan pelanggan, dengan ekosistem terbuka untuk memenuhi permintaan pasar lokal.
Dr. Rui Wang, Wakil Presiden Senior dan Ketua Intel China, menyampaikan hal ini saat acara pembukaan unit yang dihadiri oleh 60 mitra Intel. Pusat inovasi ini merupakan hasil kerjasama antara pemerintah Distrik Nanshan dan Intel, dengan operasional dikelola oleh perusahaan bernama Shenzhen Extreme Vision Technology.
Langkah Intel membangun pusat inovasi chip di China ini bertentangan dengan upaya pemerintah AS yang semakin ketat dalam mengendalikan ekspor teknologi semikonduktor ke China, terutama teknologi AI yang dianggap berisiko digunakan oleh militer China.
Sebelumnya, panel kongres AS tengah menyelidiki empat perusahaan modal ventura, termasuk investasi pada perusahaan pembuat chip Qualcomm, terkait pembiayaan teknologi AI, semikonduktor, dan kuantum di China. Panel tersebut menyatakan kekhawatiran atas kemungkinan pembiayaan teknologi yang bisa merugikan kepentingan nasional AS dan memindahkan pengetahuan dan keahlian penting dari AS ke China.
Pejabat AS khawatir tentang ketergantungan pada rantai pasokan yang berbasis di China, khususnya jika China mampu menguasai pasar produk semikonduktor dengan teknologi proses 28 nm. Negara pesaing lainnya mungkin terpaksa menutup bisnis mereka jika China membanjiri pasar dengan chip murah.
Untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok Asia, AS dan Inggris berupaya meningkatkan manufaktur semikonduktor di dalam negeri. Namun, beberapa perusahaan ragu untuk berinvestasi karena harus bersaing dengan pabrik China yang mendapat subsidi besar.