BagusNews.com –
Negara-negara yang menghasilkan litium telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya minat terhadap logam putih keperakan ini seiring dengan permintaan kendaraan listrik dan elektronik. Sekitar 80 persen produksi litium secara global digunakan untuk pembuatan baterai dan industri lain yang membutuhkan logam ini. Misalnya, 7 persen digunakan dalam industri keramik dan kaca, sedangkan 4 persen digunakan sebagai bahan pelumas. Berikut ini adalah daftar 5 negara penghasil litium terbesar di dunia.
-
Australia
Menurut laporan dari investingnews.com, Australia merupakan produsen litium terbesar di dunia. Pada tahun 2022, produksi litium di Australia mencapai 61.000 metrik ton, meningkat dari 55.300 metrik ton sebelumnya. GlobalData juga memperkirakan bahwa produksi litium di Australia akan terus meningkat sebesar 14,2 persen pada tahun 2026, mencapai 116.240 metrik ton. Selain itu, Australia juga memiliki lebih dari 3,8 juta metrik ton cadangan litium yang telah teridentifikasi menurut JORC (Joint Ore Reserves Committee). Salah satu sumber litium terbesar di Australia adalah tambang Greenbushes yang telah beroperasi selama lebih dari 25 tahun. Tambang ini dioperasikan oleh Talison Lithium, yang merupakan anak perusahaan dari perusahaan tambang utama, yaitu Tianqi Lithium dan Albemarle.
-
Chili
Chili menduduki posisi kedua sebagai produsen litium terbesar di dunia. Produksi litium di Chili mengalami peningkatan pada tahun 2022, mencapai 28.300 metrik ton. Chili memperoleh 39.000 metrik ton litium dari endapan air garam litium di Salar de Atacama, yang terletak dekat perbatasan dengan Argentina dan Bolivia. Salar de Atacama juga menjadi lokasi bagi Albemarle, produsen air garam litium berbasis Amerika Serikat.
-
Cina
Cina menempati posisi ketiga dalam produksi litium global. Menurut knowledge-sourcing.com, perusahaan-perusahaan di Cina memproduksi 70 persen baterai Li-ion dan memproduksi 50 persen litium di dunia. Pada tahun 2022, pasokan litium dari Cina meningkat menjadi 19.000 metrik ton dari 14.000 metrik ton pada tahun sebelumnya. Cina juga merupakan negara terkemuka dalam produksi dan konsumsi litium. Sebagai salah satu importir litium terbesar di dunia, Cina sebagian besar mengimpor litium dari produsen di Australia. Oleh karena itu, Cina menguasai hampir 80 persen dari proses pemurnian bahan mentah litium di dunia dan 60 persen dari manufaktur komponen litium global, serta memiliki 16,2 persen pangsa pasar dalam industri penambangan litium global.
-
Argentina
Argentina merupakan penyumbang 9 persen dari cadangan litium dunia dan berada di posisi ketiga setelah Chili dan Australia. Produksi litium di Argentina meningkat sebesar 230 metrik ton dari tahun 2021, mencapai 6.200 metrik ton pada tahun 2022. Argentina saat ini memiliki dua proyek ekspor litium yang besar, yaitu Salar del Hombre Muerto dan Sales de Jujuy. Kedua proyek ini memiliki kapasitas produksi masing-masing 20.000 ton dan 17.500 ton litium per tahun. Salar del Hombre Muerto memiliki cadangan air garam litium yang cukup untuk 75 tahun ke depan. Dataran garam ini terletak di barat laut negara dan memiliki cadangan litium sebanyak 17 juta ton.
-
Brasil
Pada tahun 2022, produksi litium di Brasil meningkat menjadi 2.200 metrik ton dari 1.700 metrik ton pada tahun sebelumnya. Namun, selama pandemi COVID-19, produksi litium Brasil mengalami penurunan dari 2.400 metrik ton pada tahun 2019. Litium Brasil berasal dari endapan pegmatit di bagian timur perisai Brasil, terutama di wilayah utara Negara Bagian Minas Gerais, di daerah Araçuai-Itinga. Perusahaan tambang yang terlibat dalam produksi litium di Brasil antara lain AMG Mineracao, sebuah perusahaan Jerman, dan Companhia Brasileira de Litio, pesaing lokal.