BagusNews.com –
Isu perselingkuhan sering kali dikaitkan dengan berbagai faktor, seperti faktor psikologis, lingkungan, sifat, dan kebiasaan. Namun, penelitian juga mencari faktor lain yang dapat menyebabkan perselingkuhan, yaitu faktor genetika.
Ternyata, gen DRD4 sering kali dikaitkan dengan perilaku perselingkuhan. Para peneliti di Universitas Upstate New York, Amerika Serikat, mengklaim bahwa mereka telah mengidentifikasi gen pergaulan bebas dan yakin bahwa gen tersebut diturunkan secara genetik dari orang tua ke anak-anak mereka.
Selanjutnya, para peneliti di Universitas Binghamton di New York menyatakan bahwa jika Anda mengenal seorang wanita yang memiliki reputasi memiliki banyak pasangan seksual yang berbeda, hal itu mungkin disebabkan oleh faktor genetika yang diwariskan.
Namun, peneliti di sana juga menekankan bahwa faktor genetika perilaku tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk perilaku berisiko atau tidak pantas. Beberapa orang tertarik pada perilaku tertentu karena faktor yang diwariskan dari orang tua mereka, namun mereka harus berusaha melawan kecenderungan untuk berselingkuh.
“Temuan kami menunjukkan bahwa individu dengan varian gen DRD4 tertentu cenderung memiliki riwayat hubungan seks tanpa komitmen, termasuk one-night stand dan perselingkuhan,” kata hasil penelitian yang dilansir dari 98.1 The Hawk.
Untuk mencapai kesimpulan ini, para peneliti dari Universitas Binghamton mengumpulkan informasi rinci tentang perilaku seksual dan riwayat hubungan 181 orang muda, serta mengambil sampel DNA dari setiap sukarelawan. Mereka kemudian menganalisis sampel tersebut untuk mengetahui keberadaan varian DRD4 yang terkait dengan pencarian sensasi.
DRD4-7R, yang juga dikenal sebagai gen wanderlust, adalah varian gen DRD4 yang terkait dengan keinginan yang kuat untuk mencari pengalaman yang tidak diketahui. Gen ini mengontrol kadar dopamin dalam tubuh kita, yaitu zat kimia otak yang terlibat dalam mengendalikan pusat hadiah dan kenikmatan di otak.
Ketika kita merasakan sesuatu yang menyenangkan, dopamin dilepaskan, membantu otak mengasosiasikan hal tersebut dengan kenikmatan. Kebanyakan orang dapat memperoleh dopamin dari hal-hal kecil, seperti makan cokelat atau melihat foto kenangan indah. Namun, ada orang yang lebih tidak peka terhadap dopamin, sehingga mereka perlu mencari pengalaman yang lebih besar dan menarik untuk meningkatkan pelepasan dopamin.
Studi juga menunjukkan bahwa varian DRD4-7R terkait dengan sensitivitas dopamin yang lebih rendah. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang dengan varian ini cenderung menunjukkan perilaku berisiko, termasuk bepergian, penggunaan narkoba, dan risiko finansial.
Penelitian sebelumnya juga menemukan adanya hubungan antara rasa ingin tahu, kegelisahan, dan gairah dengan gen DRD4-7R. Sekitar satu dari lima orang diduga memiliki varian gen ini.
Namun, penelitian yang dilakukan pada hewan, seperti burung dan kuda, menunjukkan hubungan yang jelas antara gen DRD4-7R dan perilaku pencarian sensasi. Namun, penelitian pada manusia belum memberikan hasil yang konsisten.
Meskipun demikian, Richard Paul Ebstein, seorang profesor psikologi di National University of Singapore, telah melakukan penelitian selama 20 tahun terakhir tentang varian gen tersebut. Ebstein meyakini adanya hubungan yang jelas antara gen DRD4-7R dan pencarian sensasi. Ia mengungkapkan kepada Telegraph bahwa “secara keseluruhan, ceritanya koheren”.
Menariknya, sebuah studi sebelumnya menemukan frekuensi yang lebih tinggi dari varian gen ini pada populasi yang bermigrasi dari Benua Pangea, yang dulunya merupakan tempat tinggal kita. Studi tersebut menunjukkan bahwa gen ini berkembang sebagai hasil dari keinginan untuk melakukan perjalanan yang mendorong mereka untuk menjelajah lebih jauh.
Namun, dengan ribuan gen dalam genom manusia, terlalu sederhana untuk menyimpulkan bahwa hanya satu gen ini yang membuat seseorang lebih cenderung melakukan perjalanan. Gen wanderlust ini memainkan peran dalam keinginan kita untuk mengalami hal-hal baru, tetapi tentu saja, itu bukan satu-satunya faktor yang berperan.
Lebih tepatnya, DRD4-7R dapat digambarkan sebagai gen risiko. Ini adalah perbedaan yang memisahkan liburan pantai yang santai dengan kegiatan petualangan yang mencari sensasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar setengah dari individu dengan gen DRD4 mengakui telah atau akan berselingkuh dari pasangan mereka. Sementara itu, hanya 22 persen dari individu tanpa varian gen ini yang melaporkan bahwa mereka telah atau akan berselingkuh.
Jadi, gen wanderlust ini memainkan peran dalam keinginan kita untuk mengalami hal-hal baru. Namun, penting untuk diingat bahwa faktor genetika hanya satu aspek dari perselingkuhan, dan ada banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku manusia.