BagusNews.com –
NASA berhasil mendeteksi El Nino yang menunjukkan bahwa Bumi mulai memanas dari luar angkasa.
Satelit Sentinel-6 Michaeil Freilich merekam pergerakan gelombang Kelvin, fenomena sebelum datangnya El Nino, yang bergerak melintasi Samudera Pasifik ke arah timur.
Pada April dan Mei, gelombang Kelvin bergerak ke arah timur menuju pantai barat Amerika Selatan, dengan tinggi 5-10 cm dan lebar ratusan kilometer. Gelombang tersebut terbentuk di wilayah khatulistiwa dan akan mendorong air hangat ke atas Samudera Pasifik bergerak ke arah barat.
NASA akan terus mengamati pergerakan El Nino karena fenomena tersebut akan berpengaruh pada suhu di Bumi.
El Nino adalah bagian dari siklus iklim Enso yang dimulai dengan pergerakan angin ke arah timur sepanjang khatulistiwa. Fenomena ini akan membuat air permukaan menuju arah barat dari benua Amerika ke Asia. Pergerakan air hangat ini akan membuat air dingin naik ke permukaan. Saat El Nino terjadi, pergerakan angin melemah dan membuat air hangat tertiup ke timur.
El Nino akan membuat curah hujan di Indonesia, India, dan Australia turun drastis, tetapi di Samudera Pasifik terjadi sebaliknya. Fenomena El Nino merupakan siklus yang terjadi tiga atau lima tahun, namun bisa juga sering terjadi. Terakhir El Nino terjadi pada 2019 selama enam bulan dari Februari hingga Agustus.