BagusNews.com – Google baru saja merilis chatbot terbarunya yang diberi nama Bard. Chatbot ini adalah pesaing langsung dari ChatGPT yang sebelumnya telah diluncurkan oleh OpenAI. Bard diklaim mampu membantu pengguna dalam menggarap esai, merancang acara baby shower, serta memberikan rekomendasi menu makanan berdasarkan bahan yang ada di lemari es.
Mulai hari Selasa kemarin, pengguna dapat mendaftarkan diri pada daftar tunggu untuk bisa mengakses Bard. Menurut perwakilan perusahaan yang diwawancarai oleh CNN, Bard akan menjadi pengalaman yang terpisah dan komplementer untuk Google Search. Pengguna juga dapat mengunjungi Google Search untuk memeriksa tanggapan atau sumber dari Bard. Google sendiri berencana untuk “secara bijaksana” menambahkan teknologi ini ke dalam pencarian di masa mendatang.
Google mengatakan bahwa mereka akan mulai meluncurkan alat ini di Amerika Serikat dan Inggris, serta berencana untuk memperluasnya ke negara dan bahasa lain di masa depan.
Berita ini datang ketika Google, Microsoft, Facebook, dan perusahaan teknologi lainnya berlomba-lomba untuk mengembangkan dan menerapkan alat yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI) menyusul kesuksesan viral dari ChatGPT. Pekan lalu, Google mengumumkan bahwa mereka juga akan membawa AI ke dalam alat produktivitas mereka, termasuk Gmail, Sheets, dan Docs. Tak lama setelah itu, Microsoft mengumumkan peningkatan AI serupa untuk alat produktivitas mereka.
Bard diluncurkan oleh Google pada bulan lalu dalam demo yang kemudian dikritik karena memberikan tanggapan yang tidak akurat terhadap pertanyaan tentang teleskop. Kejadian ini membuat saham induk perusahaan Google, Alphabet, turun 7,7% pada hari itu, dan membuat nilai pasar perusahaan berkurang sebesar $100 miliar.
Seperti ChatGPT, Bard dibangun di atas model bahasa besar. Model-model ini dilatih pada berbagai macam data online untuk menghasilkan tanggapan yang menarik bagi pengguna. Perhatian yang luar biasa terhadap ChatGPT dilaporkan membuat manajemen Google menyatakan situasi “kode merah” untuk bisnis pencarian mereka.
Namun, kegagalan Bard menyoroti tantangan yang dihadapi oleh Google dan perusahaan lain dalam mengintegrasikan teknologi ini ke dalam produk inti mereka. Model bahasa besar dapat menghadirkan beberapa masalah, seperti memperpetuasi bias, salah faktual, dan memberikan tanggapan yang agresif.
Google mengakui dalam postingan blog mereka pada hari Selasa bahwa alat AI “tidak tanpa kekurangan”. Perusahaan mengatakan bahwa mereka terus menggunakan umpan balik manusia untuk meningkatkan sistem mereka dan menambahkan “perlindungan, seperti membatasi jumlah pertukaran dalam dialog, untuk menjaga interaksi agar tetap membantu dan terkait.”
Dalam perlombaan untuk mengembangkan dan meluncurkan alat AI-powered, Google, Microsoft, Facebook, dan perusahaan teknologi lainnya bersaing untuk memenangkan pasar. Sementara ChatGPT berhasil mendapatkan perhatian yang luar biasa dalam beberapa bulan terakhir, tampaknya persaingan baru akan segera muncul dengan hadirnya Bard dan GPT-4.