BagusNews.com –
Partai Demokrat Merasa Dikhianati oleh Anies Baswedan dan Partai NasDem
Pada suatu hari yang bersejarah, Partai Demokrat merasa dikhianati oleh calon presiden Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, dan Partai NasDem. Pengkhianatan ini menjadi sorotan tajam dalam dinamika politik tanah air. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat dan anggota Tim 8, Teuku Riefky Harsya, mengungkapkan bahwa pengkhianatan ini tercermin dari serangkaian peristiwa yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, termasuk ketika Anies dan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, secara sepihak memutuskan untuk menggandeng Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Menurut Riefky, rangkaian peristiwa ini merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga partai politik, serta pengkhianatan terhadap komitmen yang pernah diungkapkan oleh Anies Baswedan sendiri. Semua ini diungkapkan dalam rilis yang dikeluarkan pada Kamis, 31 Agustus 2023.
Awal Mula Dukungan Partai Demokrat kepada Anies Baswedan
Riefky memaparkan bagaimana awal mula Partai Demokrat memberikan dukungan kepada Anies Baswedan. Menurutnya, Partai NasDem telah mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (Capres) sejak 3 Oktober 2022. Namun, hingga 22 Januari 2023, baik Anies maupun Partai NasDem belum berhasil membentuk koalisi partai politik yang memenuhi syarat ambang batas pemilihan presiden sebesar 20 persen.
Berdasarkan hubungan persahabatan dan kesamaan visi antara Anies dan Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), pada 23 Januari 2023, Anies Baswedan mengajak AHY untuk menjadi pasangannya dalam pemilihan presiden 2024-2029. Kesepakatan tersebut adalah Anies membawa Partai NasDem, sementara AHY membawa Partai Demokrat. Keputusan ini dibuat dalam sebuah pertemuan di Jalan Lembang, Jakarta Pusat, yang disaksikan oleh empat orang dari Tim 8.
Resmi, Koalisi Perubahan untuk Persatuan Diresmikan
Pada 14 Februari 2023, Koalisi Perubahan untuk Persatuan secara resmi dinyatakan dengan penandatanganan piagam koalisi oleh ketiga ketua umum partai politik yang terlibat. Piagam tersebut memuat enam butir kesepakatan, yaitu:
- Nama koalisi adalah “Koalisi Perubahan untuk Persatuan.”
- Anies Baswedan akan diusung sebagai calon presiden.
- Capres diberi kewenangan untuk memilih cawapres sesuai kriteria yang telah ditetapkan.
- Pasangan Capres-Cawapres akan diumumkan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
- Capres diberikan keleluasaan untuk memperluas dukungan politik.
- Dibentuk sebuah sekretariat untuk melaksanakan keputusan Koalisi Perubahan.
Riefky menekankan bahwa piagam koalisi ini didasari oleh asas keadilan dan kesetaraan.
Komunikasi dengan Partai Lain
Selama proses ini, beberapa partai politik mendekati dan membuka komunikasi politik dengan Partai Demokrat. Salah satu pertemuan yang menarik perhatian adalah ketika Anies menghubungi AHY pada 12 Juni 2023. Anies menyatakan bahwa dia telah menerima dorongan dari orang-orang penting dalam hidupnya, termasuk ibunya dan guru spiritualnya, untuk berpasangan dengan AHY sebagai calon presiden dan wakil presiden.
AHY Terpilih sebagai Cawapres
Berdasarkan mandat yang diberikan oleh ketiga ketua umum partai politik yang terlibat, Anies Baswedan memutuskan untuk memilih AHY sebagai cawapresnya pada 14 Juni 2023. Keputusan ini telah disampaikan kepada pimpinan partai politik, termasuk Surya Paloh, Salim Segaf Al Jufri, Ahmad Syaikhu, serta kepada AHY dan Susilo Bambang Yudhoyono dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. Keputusan ini diambil meskipun Partai Demokrat menghadapi ancaman pengambilalihan oleh KSP Moeldoko melalui Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Mahkamah Agung.
Anies melihat bahwa AHY memenuhi semua syarat dan kriteria yang ditetapkan dalam Piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Selain itu, Anies menganggap bahwa AHY memiliki keberanian dan kesiapan untuk menghadapi risiko besar dengan memilihnya sebagai pasangannya. Hal ini menjadi poin penting yang membuat AHY terpilih sebagai cawapres, karena dianggap memiliki “syarat keberanian” yang tidak dimiliki oleh kandidat cawapres lainnya.
Tundaan Deklarasi Koalisi Perubahan
Meskipun sejumlah pertemuan telah direncanakan untuk mendeklarasikan Koalisi Perubahan, hal ini terus tertunda. Riefky menduga bahwa penundaan ini terjadi karena Anies lebih mematuhi Surya Paloh, Ketua Umum NasDem, yang ingin menunda deklarasi. Penundaan ini dianggap melanggar prinsip kesetaraan dalam koalisi.
Pengumuman Cak Imin sebagai Cawapres
Hingga akhirnya, Partai Demokrat mendengar kabar bahwa Anies Baswedan telah memutuskan untuk menggandeng Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, sebagai cawapresnya. Keputusan ini diambil tanpa pemberitahuan langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan melalui Sudirman Said pada Selasa, 29 Agustus 2023.
Pengkhianatan ini telah menciptakan ketegangan dan polemik dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Bagaimana kelanjutan dinamika politik yang semakin panas ini akan berdampak pada pemilihan presiden mendatang, hanya waktu yang akan menjawabnya.