BagusNews.com –
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid bilang, bukan main-main nih kalau data pertahanan dibuka ke umum. Menurutnya, calon presiden yang minta Menteri Pertahanan Prabowo Subianto buka data pertahanan Indonesia saat debat, kurang paham risikonya buka-bukaan soal pertahanan negara.
Meutya yang juga Wakil Ketua Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran lega karena Prabowo tahan buka-bukaan soal data pertahanan. “Syukurlah, Pak Prabowo gak terprovokasi buka data pertahanan kita. Bagi saya, ini tanda patriotisme, memprioritaskan negara daripada politik, walau diincar terus kayak gitu,” ujarnya.
Dia bilang, banyak negara lain yang mata-matain debat capres, jadi kalo dibuka-buka, bisa bahaya. “Apalagi ini debat diawasi dunia, kalo terlalu rinci, bisa-bisa malah kita bagi-bagi rahasia pertahanan ke negara lain,” tambahnya.
Menurut Meutya, debat yang ngomongin pertahanan seharusnya jadi momen kesatuan antar calon presiden. Jangan sampe deh data rahasia dipakai buat menyerang lawan politik. “Negara lain punya kepentingan besar soal ini. Kita seharusnya tunjukkan persatuan kita dalam debat pertahanan, dengan sikap pemimpin yang bener-bener cinta negara,” katanya.
Meutya adalah kader Partai Golkar yang mendukung Prabowo dan Gibran di Pilpres 2024. Debat ketiga kemarin, Anies dan Ganjar sempat kritik keras Prabowo soal pertahanan. Prabowo bilang dia punya data, tapi gak mau buka di depan umum. Anies minta dibuka di tempat terbuka, Prabowo tantang buat diskusi di lain waktu.
Ganjar juga tanya kenapa indeks pertahanan Indonesia turun. Prabowo kasih alasan dan bilang sebagian data Ganjar salah. “Banyak data yang mungkin niatnya baik, tapi timnya mungkin aja keliru memberi masukan,” ujar Prabowo. Ganjar minta Prabowo bantah langsung data yang dia kasih.