BagusNews.com –
Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat pada Selasa (21/1/2025) membawa angin baru bagi pasar global. Apakah sentimen ini menjadi dorongan positif atau justru tantangan bagi pasar saham dan nilai tukar Indonesia?
Felix Darmawan, Equity Research Analyst dari Panin Sekuritas, menjelaskan bahwa pelantikan presiden AS biasanya memicu volatilitas di pasar global, termasuk Indonesia. Trump, dengan kebijakan proteksionisme dan reformasi pajak yang kontroversial, berpotensi memengaruhi perdagangan global dan aliran dana asing.
“Jika kebijakan Trump menciptakan ketidakpastian global, IHSG kemungkinan tertekan dalam jangka pendek. Namun, jika arah kebijakannya mendukung pertumbuhan ekonomi global, sektor berbasis ekspor atau yang sensitif terhadap nilai tukar Rupiah berpeluang menguat,” kata Felix saat dihubungi pada Selasa (21/1/2025).
Pasar global kini menantikan detail kebijakan Trump, terutama terkait perdagangan internasional, suku bunga The Fed, dan kebijakan fiskal. Di sisi lain, pasar domestik akan memantau kinerja emiten kuartal IV/2024, kebijakan suku bunga Bank Indonesia, serta reformasi struktural pemerintah.
January Effect: Harapan atau Tantangan?
Menurut Felix, IHSG sering mengalami kenaikan di awal tahun, yang dikenal sebagai January Effect. Namun, keberhasilannya tahun ini akan sangat bergantung pada stabilitas global usai pelantikan Trump. “Jika kondisi makroekonomi domestik mendukung, kita bisa berharap rebound pada Januari,” tambahnya.
Helmy Kristanto, Chief Economist dari BRI Danareksa Sekuritas, melihat pelantikan Trump membawa sentimen unik terkait hubungan AS dengan China. “Pendekatan Trump ke China tidak sekeras prediksi awal, sehingga menyebabkan pelemahan indeks dolar. Hal ini dapat mendukung kestabilan Rupiah,” jelas Helmy.
Helmy memperkirakan nilai tukar Rupiah akan bergerak di rentang Rp16.000–Rp16.100 sepanjang tahun, dengan berbagai kebijakan domestik seperti potensi penurunan suku bunga menjadi faktor kunci.
Kesimpulan:
Pasar Indonesia menghadapi tantangan sekaligus peluang besar setelah pelantikan Trump. Meski sentimen global cenderung fluktuatif, peluang rebound tetap terbuka, khususnya jika kebijakan fiskal dan moneter mendukung kestabilan ekonomi domestik. Para investor kini berada dalam posisi waspada sambil menunggu detail kebijakan dari Washington.