BagusNews.com –
Mahathir Mohammad, Perdana Menteri Malaysia ke-4 pada tahun 1997-1998, menganggap krisis ekonomi yang melanda negaranya dan Indonesia sebagai hasil rancangan kaum Yahudi yang ingin menghambat kemajuan Umat Islam.
Dia menyalahkan George Soros, seorang miliarder Yahudi dan pendiri perusahaan pengelola investasi global Quantum Group of Funds, yang melakukan spekulasi dengan meminjam Baht Thailand dalam jumlah besar.
Saat itu, terjadi penguatan mata uang dollar AS di Thailand yang menyebabkan Bank Sentral Thailand menaikkan suku bunga dan membeli Baht dengan dolar di pasar valuta asing.
Keputusan tersebut justru membuat mata uang Baht terjun bebas 60% dan memicu krisis moneter Asia yang merembet ke negara-negara lain, termasuk Malaysia dan Indonesia.
Soros dituduh sebagai dalang krisis oleh banyak pihak karena tercatat melakukan hal serupa di berbagai negara.
Meski bukan seorang ekonom andal, Soros mampu memberikan keuntungan 30% kepada para investor dari aset yang dikelolanya selama lebih kurang dua dekade hingga akhir abad ke-20.
Dia mengambil kebijakan berdasarkan intuisinya dan pola-pola ekonomi dunia yang dia hafal.
Kini Soros berada di urutan 380 orang terkaya di dunia dengan harta US$ 6,7 miliar, meski dia dianggap sebagai orang yang paling dibenci di dunia.