BagusNews.com –
Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) dalam pernyataan terbarunya menyatakan hanya memiliki US$88 miliar untuk membayar tagihan.
Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) baru memiliki US$88 miliar untuk membayar tagihan, turun dari target sebelumnya sebesar US$110 miliar. Ini hanya sekitar seperempat dari dana yang dibutuhkan, yaitu US$333 miliar, untuk membayar utang-utangnya agar tidak kehabisan ruang plafon utang pemerintah AS.
Langkah ini dilakukan agar administrasi pemerintahan AS tetap bisa menjual utang meskipun sedang berhadapan dengan lewatnya plafon utang US$31,4 triliun melewati plafon yang ditetapkan Kongres.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa pemerintah terancam kehabisan kuota utang per 1 Juni dan banyak yang harus dibayarkan pada sekitar tanggal itu yakni utang yang jatuh tempo. Tak hanya itu masih ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk memastikan jenis utang tertentu bisa berlanjut.
Dalam pertemuan tatap muka pada pekan ini, Presiden AS Joe Biden dan Kevin McCarthy membahas tekanan utang ini, namun negosiasi untuk level selanjutnya masih harus berlanjut dan pemimpin tersebut akan bertemu lagi pada pekan depan.
Jika tak ada kesepakatan, Yellen mengakui bahwa ada pilihan-pilihan langkah yang bisa diambil jika Kongres tidak mengambil keputusan tepat waktu.
Pemerintah AS bisa tetap membayar seluruh tagihan dengan menerapkan Amandemen ke-14 dalam Konstitusi Amerika yang menetapkan bahwa keabsahan utang negara “tidak boleh dipertanyakan”.
Namun, langkah tersebut akan harus melalui perseteruan hukum seperti yang dijelaskan oleh Presiden Joe Biden awal bulan ini.
Jika opsi itu disisihkan, satu asumsi yang dipercaya banyak pihak yaitu bahwa Kementerian Keuangan akan menggunakan dana tunai dan pemasukan yang dimiliki untuk memastikan utang pemerintah bisa dibayar.