BagusNews.com –
Perusahaan-perusahaan besar sering kali mengalami masalah keuangan, dan hal ini tidak terkecuali bagi produsen perabot rumah tangga global Tupperware. Dalam kondisi genting, perusahaan ini berencana akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada para karyawannya. Alasannya tak lain karena keuangan perusahaan sedang buruk.
Menurut laporan CNN pada Selasa (11/4/2023), CEO Tupperware Miguel Fernandez menyatakan bahwa pihaknya tengah menjajaki potensi PHK dan meninjau portofolio real estat perusahaan untuk penghematan uang yang lebih potensial. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan Tupperware.
Tidak hanya itu, Tupperware juga telah mencoba mengubah citranya yang tenang dengan menarik pelanggan yang lebih muda melalui produk-produk baru dan lebih trendi. Namun, upaya ini sepertinya belum membuahkan hasil yang signifikan.
Saham Tupperware turun 90 persen dalam satu tahun terakhir, yang menunjukkan kondisi perusahaan semakin terdesak. Analis Ritel sekaligus Direktur Pelaksana GlobalData Retail Neil Saunders berkomentar bahwa keuangan Tupperware berada dalam posisi genting karena perusahaan sedang berjuang untuk meningkatkan penjualan. Selain itu, aset perusahaan cenderung kecil, sehingga Tupperware tidak memiliki banyak kapasitas untuk mengumpulkan uang.
Tupperware dulunya merupakan perusahaan yang inovatif dengan gadget dapur pemecah masalah, tetapi sekarang keunggulannya sudah hilang. Meski begitu, Miguel Fernandez dan timnya masih berusaha untuk menemukan solusi terbaik demi menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Semoga saja mereka berhasil menemukan jalan keluar yang tepat.