BagusNews.com –
Program tiga juta rumah yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjadi angin segar bagi berbagai sektor industri di Tanah Air. Selain menyediakan hunian terjangkau, inisiatif ini juga membuka peluang besar bagi emiten properti, konstruksi, perbankan, hingga bahan bangunan untuk memperkuat kinerjanya.
PT PP (Persero) Tbk (PTPP), salah satu pemain besar di sektor konstruksi, telah mempersiapkan lahan seluas 26 hektare untuk mendukung realisasi pembangunan satu juta rumah, bagian dari program besar ini. Lahan tersebut tersebar di Jabodetabek, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Pekanbaru.
“PTPP optimistis dapat menjadi penggerak utama dalam mewujudkan program ini,” ujar Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, Jumat (10/1).
Tidak hanya PTPP, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) juga siap mendukung lewat inovasi teknologi modular. Teknologi ini diyakini mampu mempercepat proses konstruksi, meningkatkan kualitas proyek, dan tetap ramah lingkungan.
“Kami berkomitmen menjadikan program ini selaras dengan visi keberlanjutan perusahaan,” ujar Direktur Utama WEGE, Hadian Pramudita.
Sektor Properti dan Semen Ikut Menggeliat
Sementara itu, emiten swasta seperti PT Ingria Pratama Capitalindo Tbk (GRIA) juga melihat peluang strategis dari insentif pemerintah, termasuk penghapusan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Tahun 2024, GRIA berhasil membangun 956 unit rumah subsidi di Kalimantan dan Jawa Barat, meningkat signifikan 53,2% secara tahunan.
Dari sisi bahan bangunan, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menyatakan siap memasok kebutuhan semen untuk proyek ini. Corporate Secretary INTP, Dani Handajani, optimistis konsumsi semen akan tumbuh 2%-3% pada 2025 meskipun pasokan saat ini masih mengalami oversupply.
“Implementasi program ini bisa menjadi katalisator pertumbuhan konsumsi semen,” ungkap Dani, Senin (20/1).
Rekomendasi Saham Pilihan
Tim Analis Stockbit Sekuritas melihat sektor properti dan konstruksi sebagai pemenang utama dari program ini, dengan rekomendasi beli untuk PTPP dan target harga Rp 570 per saham. Sektor perbankan juga akan diuntungkan, terutama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) yang fokus pada kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi. BBTN diperkirakan mendapatkan lonjakan permintaan, dengan target harga Rp 1.200 per saham.
Selain itu, sektor bahan bangunan seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan INTP, serta emiten keramik seperti PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) juga direkomendasikan sebagai pilihan menarik.
Harapan dan Tantangan
Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, menegaskan bahwa program ini tidak hanya berdampak sementara tetapi berpotensi memberikan efek berkelanjutan bagi perekonomian nasional. Selain menciptakan lapangan kerja, kebijakan penghapusan pajak dan skema pembiayaan fleksibel turut memperkuat daya beli masyarakat.
Namun, tantangan tetap ada, seperti risiko kredit macet di segmen menengah ke bawah dan oversupply di sektor semen. Meski begitu, optimisme tinggi menyelimuti emiten-emiten utama yang terlibat.
“Program ini adalah langkah strategis untuk memajukan sektor properti dan perekonomian nasional. Potensinya besar, asalkan implementasinya berjalan lancar,” tutup Hendra.