BagusNews.com – TikTok, platform video berbagi milik China, semakin menjadi sorotan seiring dengan keprihatinan banyak pemimpin dunia mengenai keamanan nasional. Pemerintah AS dan beberapa negara lain mengekspresikan kekhawatiran bahwa data pengguna TikTok dapat dibagikan dengan Partai Komunis Tiongkok.
Sejak dipimpin oleh CEO Shou Zi Chew dan COO Vanessa Pappas pada Mei 2022, TikTok telah mengumpulkan 150 juta pengguna aktif bulanan di AS. Pemerintahan Joe Biden menuntut TikTok melepaskan bisnis Amerika-nya dari perusahaan induknya di China atau berisiko dilarang beroperasi di AS. Namun, Chew mengatakan divestasi seperti itu tidak akan menyelesaikan masalah keamanan yang dikhawatirkan oleh pejabat AS terkait TikTok.
Shou Zi Chew memulai karirnya sebagai bankir investasi di Goldman Sachs selama dua tahun sebelum bergabung dengan perusahaan investasi DST pada 2013. Pada saat itu, dia memimpin tim yang menjadi investor awal di Bytedance, perusahaan induk TikTok. Chew kemudian menjadi CFO Xiaomi dan membantu perusahaan untuk menjadi salah satu IPO teknologi terbesar di China pada 2018. Selanjutnya, dia menjadi presiden bisnis internasional Xiaomi pada 2019 sebelum bergabung dengan TikTok. Pada Maret 2023, dalam sidang kongres dengan House Energy and Commerce Committee, Chew menanggapi sejumlah pertanyaan tajam dari para anggota parlemen AS terkait dampak TikTok pada kesehatan mental anak-anak dan promosi konten yang mendorong gangguan makan serta eksploitasi seksual.
TikTok adalah salah satu aplikasi paling populer di dunia dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan. Namun, platform ini sering menjadi sorotan karena masalah keamanan dan privasi pengguna. Beberapa pejabat pemerintah mengkhawatirkan data pengguna TikTok dapat digunakan oleh Partai Komunis Tiongkok. Pemerintahan AS telah melakukan tindakan keras terhadap TikTok dengan menerbitkan perintah eksekutif pada 2020 yang dirancang untuk memaksa ByteDance melepaskan operasi TikTok AS. Presiden Joe Biden membatalkan larangan tersebut pada Juni 2021, tetapi pemerintahan Biden tetap menuntut TikTok untuk melepaskan bisnis Amerika-nya dari perusahaan induknya di China. Sebagai CEO TikTok saat ini, Chew menghadapi banyak tantangan dan tekanan dari pihak AS untuk memastikan keamanan dan privasi pengguna TikTok.