BagusNews.com –
Kementerian Pertahanan Indonesia resmi telah membeli 12 drone baru dari Turkish Aerospace senilai US$ 300 juta. Keputusan ini diambil untuk memodernisasi peralatan militer negara yang telah menua.
Pembelian ini dilakukan setelah Presiden Indonesia, Joko Widodo, pada bulan Juli mengingatkan kabinetnya untuk menjaga anggaran yang “sehat” sambil menyoroti belanja berlebih oleh lembaga keamanan negara, termasuk kementerian pertahanan.
Sebelumnya, pada bulan Januari, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga menandatangani kesepakatan senilai US$ 800 juta untuk membeli 12 pesawat tempur Mirage 2000-5. Keputusan ini mendapat kritik karena pesawat tersebut dianggap sudah terlalu tua.
Tak lama setelahnya, pada bulan Februari, Indonesia juga membeli 42 pesawat tempur Rafale senilai US$ 8,1 miliar yang akan dibayar dalam beberapa tahap selama beberapa tahun ke depan.
Data pemerintah menunjukkan bahwa kementerian pertahanan mendapatkan alokasi anggaran terbesar sebesar Rp 134,3 triliun rupiah atau setara $8,89 miliar dari total anggaran negara tahun ini.
Kesepakatan dengan Turkish Aerospace, yang berbasis di Ankara, telah diselesaikan pada bulan Februari 2023. Pengiriman drone diharapkan akan dilakukan dalam waktu 32 bulan setelah penandatanganan kontrak. Kesepakatan ini juga mencakup pelatihan dan simulator penerbangan, sebagaimana dijelaskan dalam pernyataan dari kementerian pertahanan.
Menurut situs PT Turkish Aerospace Indonesia yang dipublikasikan pada 14 Februari 2023 (https://tusas.co.id/?p=343), perusahaan tersebut juga telah menandatangani kesepakatan untuk menjual 12 Pesawat Nirawak ANKA.
Pesawat tanpa awak ini akan digunakan oleh 3 matra, terdiri dari 6 UAV untuk Angkatan Udara Indonesia, 3 UAV untuk Angkatan Darat Indonesia, dan 3 UAV untuk Angkatan Laut Indonesia.
Proyek ini juga melibatkan program offset dan Transfer of Technology (ToT) bagi Industri dan Universitas di Indonesia untuk mendapatkan manfaatnya.
Proses ini akan melibatkan penggunaan konten lokal untuk perakitan akhir dan perawatan (MRO).
Selain itu, Turkish Aerospace juga berkomitmen untuk mendukung proyek pesawat nirawak lokal Indonesia, yaitu Proyek Elang Hitam.
Pesawat Nirawak ANKA dipandang sebagai aset strategis yang akan meningkatkan kemampuan militer Indonesia dan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan industri pertahanan di dalam negeri.
Dengan melibatkan industri dan perguruan tinggi dalam program offset dan ToT, diharapkan dapat meningkatkan kemandirian dalam industri pertahanan nasional.